Jakarta E-Prix telah menjadi sorotan sejak 2022, meskipun diundur hingga 2025 karena Pemilihan Presiden Indonesia tahun lalu. Kontrak terakhir ini telah menimbulkan spekulasi apakah akan diperpanjang mengingat minat masyarakat terhadap balap mobil listrik. Gubernur Jakarta, Pramono Anung Wibowo, meminta agar biaya commitment fee dikurangi jika kontrak diperpanjang untuk mendukung pertumbuhan acara ini.
Commitment fee sebesar 36 juta pounds atau sekitar Rp805,8 miliar telah dibayarkan sebelumnya untuk tiga tahun penyelenggaraan Jakarta E-Prix. Namun, biaya penyelenggaraan balapan mencapai Rp150 miliar. Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin, berencana untuk memulai negosiasi dalam pertemuan di Balaikota Jakarta guna membahas detail kontrak dan aspek teknis yang perlu diperhatikan.
Sementara itu, Alberto Longo, Co-founder FE dan Chief Championship Officer, melihat potensi besar dari Jakarta sebagai tuan rumah acara balap mobil listrik ini. Jakarta dinilai menjadi salah satu kota teratas dalam kanca global Formula E dan menjadi pasar ketiga terbesar dari segi penonton. Diharapkan bahwa peringkat Jakarta sebagai kota global dapat meningkat dengan suksesnya acara Jakarta E-Prix.
Gubernur Pramono Anung Wibowo juga menekankan pentingnya acara ini dalam mendongkrak keberlanjutan lingkungan dan peringkat Jakarta. Dengan mengusung visi menjadikan Jakarta sebagai destinasi wisata olahraga internasional yang menarik, Jakarta diharapkan bisa menjadi tuan rumah untuk berbagai event olahraga internasional di masa depan. Tahun 2025 dijadikan sebagai tahun yang penuh dengan event internasional di Jakarta, termasuk Jakarta E-Prix, sebagai langkah menuju peringkat kota yang lebih tinggi dalam skala global.