Kenaikan Bea Masuk 200 Persen: Dampak Negatif dan Solusinya

by -25 Views

Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyarankan Pemerintah untuk mempertimbangkan dengan cermat rencana kenaikan bea masuk impor hingga 200 persen, terutama untuk barang-barang dari China. Keputusan tersebut dianggap memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat, pelaku usaha, dan perekonomian nasional.

Menurut BHS, penting bagi pemerintah untuk memikirkan dampak kenaikan bea masuk impor terlebih dahulu, terutama terhadap konsumen, industri, dan perdagangan dalam negeri. BHS juga menekankan bahwa jika bea masuk untuk barang-barang impor seperti dari China dinaikkan, maka negara tersebut mungkin akan mencari cara untuk meningkatkan pendapatan ekspor mereka ke Indonesia, terutama untuk bahan baku industri dalam negeri.

Sebagai contoh, sektor industri tekstil di Indonesia mengimpor sebagian besar bahan bakunya dari China, yang merupakan sekitar 80% dari total bahan baku yang digunakan. Hal ini menyebabkan biaya produksi tekstil di Indonesia menjadi tinggi, dimana biaya bahan baku mencakup sekitar 70% dari total biaya produksi. Berbeda dengan negara seperti Malaysia yang hanya bergantung sekitar 60% pada impor bahan baku dan Vietnam sekitar 50%.

BHS juga menyoroti bahwa jika China membalas dengan menaikkan harga bahan baku, maka harga produk tekstil di Indonesia akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi masyarakat dalam membeli produk industri dalam negeri, yang pada akhirnya dapat menghancurkan industri dalam negeri karena tidak ada daya beli yang cukup.