Bambang Haryo Soekartono, seorang pengamat transportasi dan logistik, menyoroti bahwa penurunan harga avtur tidak langsung mengakibatkan penurunan signifikan dalam harga tiket pesawat. Avtur merupakan salah satu komponen penting dari biaya pesawat, menyumbang sekitar 30 persen dari total biaya. Meskipun harga avtur di Indonesia berada di kisaran menengah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, penurunan harga avtur tidak secara langsung mengakibatkan penurunan besar dalam harga tiket pesawat.
Menurut BHS, jika harga avtur turun sebagaimana diusulkan oleh Komisi VII DPR RI, maka penurunan avtur hanya sekitar 12 persen dari total biaya pesawat. Artinya, penurunan harga tiket pesawat hanya sekitar 4 persen dari total harga. Oleh karena itu, penurunan harga tiket sebesar Rp52 ribu untuk rute Surabaya-Jakarta tidak signifikan, terutama karena pengguna pesawat kebanyakan berasal dari golongan menengah ke atas.
BHS menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan penurunan harga solar atau diesel sebagai alternatif yang lebih berdampak baik pada perekonomian makro maupun mikro. Transportasi darat, laut, dan kereta api memiliki jumlah pengguna yang lebih banyak daripada penerbangan. Sehingga, penurunan harga solar atau diesel akan memiliki dampak yang lebih besar pada ekonomi dan masyarakat secara luas. Terutama bagi pengguna transportasi dan biaya logistik. Penurunan harga BBM dapat mempengaruhi harga produk industri di Indonesia dan meningkatkan daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Dengan demikian, penurunan harga avtur tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap harga tiket pesawat. Sebaliknya, penurunan harga solar atau diesel dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.