Berdasarkan informasi yang terkumpul, kebakaran hebat di Los Angeles, California, Amerika Serikat telah menimbulkan kerugian besar dan merenggut banyak korban jiwa, serta didorong oleh angin panas Santa Ana. Angin ini merupakan angin tahunan yang bertiup dari gurun lembah besar di Nevada ke arah barat menuju pesisir, menyebabkan kebakaran yang melanda kawasan Los Angeles sejak 7 Januari 2025. Angin Santa Ana, yang sangat kering dan berkecepatan 64 hingga 96 km/h, membawa partikel pasir dan debu sehingga meningkatkan risiko kebakaran di California.
Musim kering tanpa hujan di California selama musim dingin 2024-2025 telah menciptakan kondisi yang memicu percikan api di antara Sierra Nevada dan pesisir, terutama karena angin Santa Ana yang menyebabkan gesekan dengan tumbuhan kering di tanah. Wilayah yang terbakar mencapai 113 km² dengan enam titik api di Los Angeles, termasuk dua titik terbesar di Pacific Palisades. Krisis iklim dan perubahan iklim yang meningkatkan risiko kebakaran hingga 25 persen di California, sementara area kebakaran meningkat 72 persen akibat aktivitas manusia.
Kerugian akibat kebakaran ini diperkirakan mencapai US$150 miliar atau sekitar Rp2.430 triliun menurut analisis perusahaan AccuWeather, adalah tragedi terburuk dalam sejarah California. Hingga saat ini, korban jiwa akibat kebakaran tersebut telah mencapai 10 orang pada 9 Januari 2025. Selain menyebabkan kerugian finansial yang fantastis, kebakaran Los Angeles ini juga menyebabkan kehancuran luas di wilayah perkotaan dan perumahan warga, menjadi pukulan berat bagi masyarakat setempat.
