Desa Markaba di Lebanon dilanda asap akibat penembakan Israel di Lebanon selatan, dekat dengan moshav Margaliot Israel di perbatasan dengan Israel pada tanggal 4 Maret 2024.
Sumber-sumber di Lebanon melaporkan bahwa pesawat tempur Israel melancarkan serangan di wilayah Lebanon dua hari berturut-turut. Serangan tersebut mengenai fasilitas milik Hizbullah di Lembah Bekaa.
Hizbullah menyatakan bahwa dua anggotanya tewas akibat serangan itu di Lembah Bekaa. Militer Israel mengklaim bahwa pesawat tempurnya berhasil mengenai dua pusat komando militer Hizbullah di wilayah Baalbek sebagai tanggapan terhadap peluncuran roket Hizbullah ke selatan Israel.
Konflik antara Hizbullah dan Israel semakin memanas seiring dengan serangan Israel terhadap Gaza. Kondisi saling serang ini juga menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya konflik skala besar.
Hizbullah mengklaim telah menembakkan lebih dari 100 roket Katyusha sebagai balasan atas penembakan Israel di wilayah Lembah Bekaa pada malam sebelumnya. Serangan tersebut menewaskan setidaknya satu warga sipil dan melukai beberapa lainnya di Kota Baalbek.
Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap lokasi Hizbullah di wilayah Baalbek yang digunakan untuk menyimpan persenjataan. Serangan juga dilakukan terhadap kompleks militer di Khiam dan infrastruktur teroris di Bint Jbeil di Lebanon selatan.
Perang kata-kata yang semakin intensif antara kedua belah pihak ini menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan pecahnya pertempuran di wilayah perbatasan Lebanon-Suriah. Kekerasan ini terus meningkat setiap harinya dengan serangan udara yang semakin intensif dan menyasar wilayah yang lebih luas.
Sekian serangan terjadi sejak Oktober lalu, menewaskan ratusan anggota Hizbullah dan warga sipil di Lebanon serta beberapa tentara Israel. Puluhan ribu warga Israel dan Lebanon yang tinggal di wilayah perbatasan terpaksa mengungsi akibat pertempuran yang berlangsung.
Sumber: Republika