Israel Menggoda Warga Gaza dengan Penawaran Uang untuk Memperoleh Informasi tentang Sandera Hamas

by -112 Views

Israel telah menawarkan imbalan uang kepada masyarakat Palestina di Jalur Gaza jika mereka mau memberikan informasi tentang warga Israel dan warga asing lainnya yang sedang disandera oleh Hamas. Iming-iming tersebut disebarkan melalui selebaran yang dilemparkan oleh pesawat Israel ke Gaza pada Selasa (24/10/2023).

Dalam selebaran tersebut, tertulis pesan berbahasa Arab yang mengatakan, “Jika Anda menginginkan masa depan yang lebih baik bagi diri Anda dan anak-anak Anda, lakukanlah hal yang benar dan kirimkan kepada kami informasi yang aman dan berguna tentang orang-orang yang diculik di daerah Anda.” Israel juga menjanjikan keamanan dan imbalan finansial kepada mereka yang memberikan informasi tersebut.

Selebaran yang disebar oleh Israel mencantumkan nomor telepon dan detail layanan pesan seperti Telegram, WhatsApp, dan Signal. Warga Gaza diminta untuk menghubungi pihak berwenang Israel melalui nomor dan platform tersebut jika ingin memberikan informasi tentang sandera-sandera yang ditahan oleh Hamas.

Militer Israel telah mengonfirmasi keberadaan informasi yang terdapat dalam selebaran tersebut. Mereka menyatakan bahwa selebaran itu merupakan bagian dari upaya mereka untuk membebaskan sandera-sandera Israel dan warga negara asing yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

Saat ini, diperkirakan bahwa Hamas sedang menyandera lebih dari 220 orang, termasuk warga Israel, warga Israel dengan kewarganegaraan ganda, dan warga asing. Mereka diculik saat anggota Hamas melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023.

Hingga saat ini, Hamas telah membebaskan empat sandera. Dua sandera bernama Judith (59 tahun) dan Natali Raanan (17 tahun), yang adalah ibu dan anak berkebangsaan Amerika Serikat, dibebaskan pada tanggal 20 Oktober 2023. Setelah pembebasan mereka, konvoi bantuan kemanusiaan pertama berhasil masuk ke Jalur Gaza. Namun, setelah serangan dan operasi infiltrasi oleh Hamas, Israel memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza, termasuk menhentikan pasokan listrik dan air serta melarang bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Pada Senin (23/10/2023), Hamas juga membebaskan dua sandera lainnya, yakni Yocheved Lifshitz (85 tahun) dan Nurit Cooper (79 tahun), yang kemudian diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Jalur Gaza.

Saat ini, Israel masih terus melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, hingga Selasa lalu, agresi Israel telah menyebabkan setidaknya 5.791 orang tewas, termasuk 2.360 anak-anak. Lebih dari 16 ribu orang juga mengalami luka-luka.

Sumber: Republika