Pada bulan Februari, Mohammed Ben Sulayem menyampaikan di media sosial bahwa dia mendukung penggunaan mesin V10 yang menggunakan bahan bakar berkelanjutan dalam Formula 1. Mesin ini terakhir kali digunakan di F1 pada tahun 2005. Walaupun ide ini disambut baik oleh penggemar, Max Verstappen memiliki pandangan yang berbeda terhadap ide tersebut. Verstappen menyatakan bahwa sambil ide tersebut terdengar bagus, penting juga untuk menyelesaikan masalah di belakang layar.
Saat acara peluncuran musim F175 di London, setiap tim memperlihatkan desain baru untuk musim 2025. Ben Sulayem menyatakan bahwa acara ini memicu diskusi positif tentang masa depan F1, mendorongnya untuk mempertimbangkan kembalinya mesin V10 setelah peraturan baru F1 diterapkan pada 2026. Ia menekankan pentingnya memimpin tren teknologi motorsport di masa depan, termasuk suara khas dari mesin V10 yang ramah lingkungan.
Peraturan teknis sedang disusun untuk musim 2026, di mana mobil akan menggunakan mesin hibrida V6 yang menggunakan bahan bakar sintetis. Audi dan Cadillac bahkan sudah menunjukkan minat untuk bergabung sebagai produsen mesin. Red Bull juga akan mengembangkan kemitraan teknis dengan Ford, dengan Christian Horner setuju bahwa F1 harus mempertimbangkan kembali penggunaan mesin V10. Verstappen juga mengomentari tindakan keras FIA terhadap umpatan, menganggapnya konyol namun mengakui bahwa hal tersebut adalah bagian dari olahraga.