BANDA ACEH – Ketegangan di Semenanjung Korea semakin meningkat setelah Korea Utara menetapkan Korea Selatan sebagai musuh dalam perubahan konstitusinya. Sikap tersebut kembali ditegaskan oleh Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Kantor Berita Resmi KCNA pada Jumat, 18 Oktober 2024.
“Tentara kita harus mengingat sekali lagi fakta yang jelas bahwa ROK (Republik Korea atau nama lain dari Korea Selatan) adalah negara asing dan negara yang tampaknya bermusuhan,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kim juga mengonfirmasi laporan yang menyebut militer Pyongyang telah meledakkan jalan dan rel kereta api yang menghubungkan dua Korea di perbatasan.
Kim menegaskan bahwa tindakan penghancuran itu menandakan bahwa kedua Korea telah kehilangan harapan untuk reunifikasi.
“Itu berarti bukan hanya penutupan fisik tetapi juga akhir dari hubungan jahat dengan Seoul yang terus-menerus berlangsung dari abad ke abad dan penghapusan total kesadaran yang tidak berguna tentang sesama warga negara dan gagasan yang tidak masuk akal tentang penyatuan kembali,” kata Kim.
Kedua Korea dihubungkan oleh rute-rute utama, Jalur Gyeongui, yang menghubungkan kota Paju di Korea Selatan bagian barat dengan Kaesong di Korea Utara, dan Jalur Donghae di sepanjang pantai timur.
Kim menyampaikan komentar tersebut selama inspeksi markas Korps ke-2 Tentara Rakyat Korea (KPA).
Arahan militer Kim selama kunjungan tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan menyusul dugaan penerbangan pesawat tanpa awak Korea Selatan di atas langit Pyongyang.
Seoul, yang mengatakan tidak dapat mengonfirmasi tuduhan tersebut, mengadakan latihan artileri roket langsung di dekat perbatasan pada malam Kamis, 17 Oktober 2024.