Saling Ancam Iran dan AS setelah Pemimpin Hizbullah Dibom oleh Israel

by -50 Views

BANDA ACEH – Iran dan Amerika Serikat saling mengancam satu sama lain setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon pekan lalu. Hizbullah adalah sekelompok militan yang didukung oleh Iran. Kematian pemimpin kelompok ini tentu membuat mereka marah.

Sementara itu, Amerika Serikat adalah sekutu dekat Israel dan sering kali membela negara tersebut. Kepala Angkatan Darat Iran, Mayjen Abdolrahim Mousavi, mengatakan mereka akan membalas serangan Israel. “Tunggu saja,” kata Mousavi seperti dikutip oleh Mehr News pada Senin (30/9).

Dia juga mengatakan bahwa “darah syuhada Nasrallah” akan mempercepat kehancuran Israel dan pemimpin-pemimpinnya. Para petinggi Iran, termasuk presidennya, mengatakan bahwa negara ini akan membalas tindakan kriminal Israel.

Beberapa pengamat meyakini bahwa Iran akan turun tangan setelah dua pemimpin milisi yang mereka dukung tewas. Di tengah sumpah balasan dari pejabat Iran, Amerika Serikat juga mengancam negara-negara di Timur Tengah.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin menegaskan bahwa Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan sekutunya memperluas konflik. Barat meyakini bahwa serangan balasan langsung dari Iran akan meningkatkan konflik dan mengganggu stabilitas di Timur Tengah.

AS juga siap mengirimkan pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk menambah kekuatan dan merespons berbagai kemungkinan. Namun, belum ada informasi pasti mengenai jumlah personel yang akan dikirimkan.

Ancaman saling mengancam antara AS dan Iran muncul setelah Israel melakukan serangan besar-besaran terhadap Lebanon dalam dua minggu terakhir. Pekan lalu, Israel bahkan melakukan serangan terhadap anggota Hizbullah yang sedang rapat di markas besar di Beirut. Operasi tersebut menewaskan Nasrallah dan seorang anggota militer Iran.

Selanjutnya, Israel melancarkan invasi dan serangan darat ke wilayah selatan Lebanon pada Selasa ini. Mereka mengklaim bahwa operasi tersebut bertujuan menargetkan fasilitas Hizbullah. Namun, Israel juga mengebom fasilitas sipil seperti kamp pengungsian di wilayah selatan Lebanon dan menyebabkan kematian sepuluh orang.