Membutuhkan 15 Tahun untuk Membersihkan Puing-Puing di Gaza Setelah Serangan Israel

by -185 Views

Warga Palestina sedang memeriksa puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada hari Kamis, (26/10/2023).

ISTANBUL — Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Senin (15/7/2024) menyatakan bahwa proses pembersihan Jalur Gaza dari puing-puing akibat serangan mematikan Israel akan memakan waktu sekitar 15 tahun. Mereka mengungkapkan bahwa proses pemindahan puing-puing perang di Gaza akan memerlukan lebih dari 100 truk.

“Dibutuhkan waktu hingga 15 tahun untuk membersihkan sekitar 40 juta ton puing-puing perang di Gaza,” kata UNRWA, mengutip penilaian yang dilakukan oleh Program Lingkungan PBB (UNEP).

Proses pembersihan puing-puing ini diprediksi akan menghabiskan lebih dari 500 juta dolar Amerika (sekitar Rp 8,10 triliun). “Puing-puing tersebut merupakan ancaman serius bagi penduduk Jalur Gaza karena di dalam reruntuhan tersebut bisa terdapat persenjataan yang belum meledak dan bahan-bahan berbahaya,” ujar badan PBB tersebut.

Bulan lalu, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa sekitar 50 ribu bom telah dijatuhkan di Gaza oleh pesawat tempur Israel sejak 7 Oktober, dengan perkiraan bahwa antara 2-3 ribu bom tidak meledak. Israel telah menerima kecaman internasional karena tidak mengindahkan resolusi PBB yang meminta gencatan senjata segera, sementara melancarkan serangan brutal yang mematikan di Gaza sejak 7 Oktober. Hampir 38.700 warga Palestina, terutama perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak saat itu, dan lebih dari 89 ribu orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan terisolasi dari akses makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel dituduh melakukan genosida dan dihukum oleh Mahkamah Internasional, yang memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota Rafah selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum diserang pada 6 Mei.

Sumber: Republika