Lembaga-Lembaga PBB Mengingatkan Bahaya Serangan Terhadap Rafah yang Dapat Menyebabkan Pembantaian Warga Sipil

by -97 Views

Militer Israel bersiap melakukan serangan ke Rafah. Israel menetapkan akan melakukan serangan ke Rafah.

Kantor kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan serangan Israel ke Rafah akan membahayakan nyawa ratusan ribu warga Gaza dan akan memberikan dampak yang keras bagi operasi bantuan kemanusiaan di kawasan tersebut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyiapkan rencana darurat jika serangan dilakukan.

Israel telah diingatkan berkali-kali untuk tidak meluncurkan operasi ke Rafah, yang saat ini dihuni oleh jutaan pengungsi yang melarikan diri dari pengeboman di daerah lain.

Juru bicara OCHA, Jens Laerke, di Jenewa, Jumat (3/5/2024) mengatakan, “Ini dapat menjadi pembantaian warga sipil dan akan memberikan dampak yang sangat keras bagi operasi kemanusiaan di seluruh wilayah, karena operasi tersebut sangat banyak dilakukan di Rafah.”

Israel menyatakan akan memastikan evakuasi warga sipil dari Rafah. Laerke mengatakan bahwa banyak operasi bantuan di Rafah, termasuk klinik medis, gudang penyimpanan bantuan kemanusiaan, titik distribusi makanan, dan 50 pusat untuk anak-anak yang mengalami malnutrisi akut.

OCHA akan melakukan segala upaya untuk memastikan berlangsungnya operasi bantuan meskipun terjadi serangan, dan sedang mempelajari cara untuk melakukannya.

Perwakilan WHO untuk Wilayah Palestina, Rik Peeperkorn, mengatakan bahwa rencana darurat untuk Rafah sudah disiapkan, termasuk pendirian rumah sakit lapangan baru. Namun demikian, rencana tersebut tidak cukup untuk mencegah kenaikan signifikan korban jiwa sipil.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 34.500 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak awal Oktober tahun lalu.

Peeperkorn menyatakan bahwa rencana darurat tersebut merupakan solusi sementara dan tidak akan bisa mencegah kematian dan penderitaan tambahan akibat operasi militer.

WHO juga mencatat bahwa hanya sepertiga dari 36 rumah sakit di Rafah masih beroperasi sebagian, dan beberapa di antaranya tidak fungsi saat terjadi konflik.

Peeperkorn menyampaikan kekhawatirannya bahwa serangan dapat menghalangi akses pasokan medis melalui perbatasan Gaza dengan Mesir di Rafah. Ia menegaskan pentingnya menjaga perbatasan tersebut tetap terbuka untuk keperluan pengiriman bantuan medis.

Ia juga mengungkapkan bahwa WHO telah menyampaikan masalah ini kepada pihak berwenang Israel.

Sumber: Republika