Sekjen PBB: Wabah Islamofobia Melanda Dunia

by -89 Views

NEW YORK — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan tentang gelombang kebencian terhadap Muslim dan Islam di seluruh dunia atau Islamofobia. Hal ini disampaikannya dalam pidato Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia.

“Hari ini kita berkumpul bersama umat Muslim di seluruh dunia dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Ramadhan adalah waktu untuk merenung dan bersolidaritas. Ini adalah momen untuk berkumpul dan saling menguatkan satu sama lain,” kata Guterres dalam transkrip pidato yang diterima oleh Republika pada Sabtu (16/3/2024).

“Namun, bagi banyak umat Muslim di seluruh dunia, bulan ini juga merupakan saat-saat yang penuh dengan penderitaan dan ketakutan. Dalam semangat Ramadhan, saya telah menyerukan agar tembakan senjata di Gaza dan Sudan dihentikan,” tambahnya.

Dalam pidato itu, Guterres mengajak semua pemimpin politik, agama, dan masyarakat untuk bersatu dalam mendorong perdamaian. “Bagi hampir dua miliar umat Islam di seluruh dunia, Islam adalah pilar iman dan ibadah yang menyatukan orang-orang di seluruh penjuru dunia. Dan marilah kita ingat bahwa Islam juga merupakan pilar sejarah kita bersama,” kata Guterres.

Ia menyebutkan bahwa selama berabad-abad, umat Islam telah memberikan kontribusi besar dalam berbagai bidang, mulai dari sains, teknologi, kedokteran, hingga sastra, seni, musik, dan arsitektur. Kemudian ia menyoroti tentang peningkatan Islamofobia di seluruh dunia dan dampak negatifnya.

Guterres juga menyoroti bahwa gelombang kebencian dan kefanatikan anti-Muslim semakin meningkat, serta berbagai bentuk diskriminasi dan pembatasan hak yang dihadapi umat Islam di seluruh dunia. Hal ini dianggap melanggar hak asasi manusia dan martabat manusia.

Retorika yang memecah belah dan misrepresentasi juga disorot oleh Guterres karena dapat menyebabkan munculnya stereotip, stigmatisasi, dan peningkatan kekerasan terhadap umat Islam di berbagai negara. Hal ini mendorong lingkungan yang penuh dengan kesalahpahaman dan kecurigaan.

Mengutip dari Republika, pelaku kebencian anti-Muslim sering kali mengeksploitasi situasi ini untuk memperjuangkan agenda mereka.