Warga Palestina antre untuk makanan gratis di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 16 Februari 2024. Badan bantuan internasional mengatakan bahwa Gaza menderita kekurangan makanan, obat-obatan, dan pasokan dasar lainnya akibat perang antara Israel dan Hamas. Surat kabar Amerika Serikat (AS) The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa AS akan mengirimkan lebih banyak senjata ke Israel. Dalam dokumen yang dikutip WSJ, pengiriman senjata dilakukan karena Israel telah mengambil langkah efektif dalam mencegah pelanggaran berat hak asasi manusia. WSJ mencatat bahwa laporan pengiriman senjata dilakukan oleh Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Laporan tersebut menyatakan bahwa tidak ada potensi pelanggaran hak asasi manusia dalam penjualan senjata. Israel telah mengambil langkah efektif untuk mencegah pelanggaran berat hak asasi manusia dan meminta pertanggungjawaban pada pasukan keamanannya yang melanggar hak-hak tersebut. Menurut laporan WSJ, sekitar 21 ribu rudal telah diberikan ke Israel sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober lalu. Lembaga kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa sebagian rakyat Palestina di Rafah sudah meninggalkan daerah perbatasan di ujung selatan Gaza dan bergerak ke wilayah tengah karena serangan udara Israel semakin intensif. Juru bicara PBB Stephane Dujarric melaporkan pergerakan pengungsi ke Deir el-Balah, sekitar 16 kilometer sebelah utara Rafah. Dia juga menekankan kelangkaan makanan di Rafah dan daerah lain di Gaza, terutama di bagian utara yang menjadi target serangan Israel ke Gaza dan sudah menjadi puing-puing. Di seluruh Gaza, Dujarric mengatakan pengiriman bantuan terhambat oleh penutupan perbatasan, pembatasan impor, kerusakan infrastruktur penting, dan pertempuran. Sumber: Republika