Kelompok Ikhwanul Muslimin di Yordania mengutuk serangan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris ke Yaman yang membidik fasilitas milik kelompok Houthi. Mereka menyebut serangan itu menunjukkan bahwa Washington dan London melindungi rezim Zionis yang melakukan genosida di Jalur Gaza.
“Serangan terang-terangan terhadap saudara Yaman dan kedaulatan nasionalnya, dan perilaku militer yang terkutuk dalam konteks melindungi musuh kriminal Zionis yang melancarkan perang genosida terhadap rakyat kami di Jalur Gaza,” kata Ikhwanul Muslimin dalam sebuah pernyataan, Jumat (12/1/2024), dikutip laman Middle East Monitor.
“Dalam menghadapi serangan brutal ini, kami menegaskan bahwa pemerintah Amerika dan sekutunya secara praktis adalah mitra dalam kejahatan yang dilakukan oleh pendudukan, membentuk payung politik serta perlindungan militer untuk melanjutkan pembantaian mengerikan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dengan senjata Amerika, dan menumpahkan darah lebih banyak perempuan, anak-anak dan warga sipil dalam agresi fasis dan biadab yang belum pernah terjadi sebelumnya ini,” tambah Ikhwanul Muslimin.
Ikhwanul Muslimin menegaskan dukungan mereka terhadap Yaman. “Semoga Allah melindungi saudara-saudara Yaman serta kemenangan serta kebebasan bagi rakyat Palestina yang teguh dan sabra,” katanya.
Pada Jumat kemarin, Houthi mengumumkan bahwa serangan udara yang dilancarkan AS dan Inggris ke Yaman membunuh sedikitnya lima orang dan melukai enam lainnya. Houthi menegaskan, mereka akan membalas serangan tersebut.
“Musuh Amerika dan Inggris memikul tanggung jawab penuh atas agresi kriminalnya terhadap rakyat Yaman, dan hal ini tidak akan dibiarkan begitu saja dan tidak dihukum,” kata juru bicara militer Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree dalam sebuah pernyataan video, dikutip laman Al Arabiya.
Dia mengungkapkan, AS dan Inggris meluncurkan 73 serangan ke lima wilayah yang dikendalikan Houthi, termasuk ibu kota Sanaa. Namun Saree tidak menjelaskan situs atau fasilitas milik Houthi apa saja yang terdampak serangan AS dan Inggris.
Pada Kamis (11/1/2024) malam lalu, AS dan Inggris melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah di Yaman, termasuk ibu kota Sanaa. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangan tersebut militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi.
“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” kata Austin.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan, negaranya meluncurkan serangan ke Yaman karena kelompok Houthi yang berbasis di negara tersebut telah membahayakan personel AS, perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi di Laut Merah. Dia menekankan, AS tidak akan ragu mengambil langkah lebih lanjut untuk melindungi kepentingannya.