Jenazah warga Palestina di luar Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan, pada tanggal 3 Desember 2023.
TEL AVIV — Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka sedang memantau kemungkinan pejuang Hamas melarikan diri ke Mesir melalui Rafah. Saat ini Israel sedang meningkatkan serangan di selatan Gaza setelah pertempuran dengan Hamas di wilayah utara hampir selesai.
“Kekhawatiran ini ada. Ini adalah sesuatu yang benar-benar dipantau oleh intelijen Israel,” kata Juru Bicara IDF Jonathan Conricus saat mengomentari kemungkinan pejuang Hamas melarikan diri ke Mesir, Selasa (5/12/2023), seperti dikutip dari laman Al Arabiya.
Dia mengungkapkan bahwa Hamas memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang luas di Gaza. Conricus menyebut bahwa Hamas juga berupaya membangun terowongan yang menembus ke wilayah Israel serta Rafah di sisi Mesir.
“Saya tidak memiliki informasi terkini mengenai status terowongan tersebut, tapi asumsi kerjanya adalah setidaknya beberapa di antaranya terbuka, dan oleh karena itu risikonya ada dan merupakan salah satu hal yang dipantau oleh intelijen Israel,” ucapnya.
Terkait pertempuran yang masih berlangsung di Gaza, Conricus mengatakan bahwa Israel berusaha untuk menumpas seluruh infrastruktur militer Hamas dan kelompok-kelompok pejuang Palestina lainnya.
“Tujuan kami adalah agar tidak ada infrastruktur militer di Gaza yang memiliki kemampuan untuk mengancam warga sipil Israel; dan itu termasuk Hamas, Jihad Islam, dan kemudian ada beberapa organisasi teror yang lebih kecil, dan bahkan lebih ekstrem yang ada: Komite Perlawanan, Front Pembebasan Palestina dan beberapa lainnya. Bukan hanya Hamas,” ujarnya.
Conricus menambahkan bahwa Hamas tetap menjadi fokus dari operasi militer Israel di Gaza. “Sasarannya, tentu saja, dan pusat gravitasinya adalah Hamas, namun operasi kami tidak terbatas pada mereka saja. Kami telah terlibat dan berhasil menghancurkan operasi dan pasukan komando Jihad Islam sejak 7 Oktober,” katanya.
Hingga Senin lalu, jumlah warga Gaza yang telah terbunuh akibat agresi Israel telah mencapai sedikitnya 15.900 jiwa. Sementara korban luka melampaui 41 ribu orang. Angka tersebut dihitung sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023.
Sumber: Republika