Foto yang disediakan oleh tentara Prancis menunjukkan staf medis yang merawat korban luka akibat pemboman di Gaza di atas kapal pengangkut helikopter Prancis Dixmude, Selasa, 28 November 2023, di pelabuhan El.
GAZA — Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan bahwa Israel mengendalikan bantuan medis yang sangat penting masuk ke Jalur Gaza yang terkepung. Dia mengatakan bahwa sistem kesehatan Gaza perlu dilindungi agar bisa memberikan layanan yang sangat penting.
Perlunya terjadi hal ini karena volume bantuan medis yang masuk ke rumah sakit Gaza belum mencapai tingkat yang diharapkan. Dilansir dari Middle East Monitor pada Jumat (12/1/2023), dia menekankan pentingnya memfasilitasi pemindahan ratusan warga Palestina yang terluka keluar dari Gaza untuk menyelamatkan nyawa mereka.
Bantuan medis diizinkan masuk ke Gaza selama gencatan senjata sementara yang berlangsung selama tujuh hari. Namun kenyataannya, Israel memeriksa dan mengontrol barang-barang mana yang diperbolehkan masuk ke wilayah tersebut serta menentukan ke mana bantuan tersebut dapat dikirimkan.
Akibatnya, Kota Gaza dan daerah lain di Gaza utara sebagian besar terputus dari pasokan medis dan bantuan kemanusiaan lainnya bahkan selama jeda kemanusiaan.
Sekjen PBB Antonio Guterres bahkan menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu bahwa tingkat bantuan yang dikirim sama sekali belum memadai untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 2 juta orang.
Meski ada gencatan senjata, hampir tidak ada perbaikan dalam akses warga di wilayah utara terhadap air karena sebagian besar fasilitas produksi air utama ditutup karena kekurangan bahan bakar dan beberapa juga karena kerusakan.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan bahwa PBB dan personelnya di Jalur Gaza tidak akan meninggalkan upaya memberikan bantuan kemanusiaan dalam keadaan apa pun.
“Tentu saja, apa yang kami ingin lihat adalah kelanjutan dari situasi saat ini di mana tidak ada pertempuran sehingga kita dapat menjangkau lebih banyak orang dengan volume yang lebih besar,” kata Dujarric.
Serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki ditanggapi dengan keprihatinan. “Fasilitas kesehatan tidak boleh digunakan dalam pertempuran,” katanya. Sumber: Republika