Warga Palestina Melaporkan Kekejaman di Penjara Israel Saat Pernah Disandera

by -2872 Views

RAMALLAH — Seorang perempuan Palestina yang telah dibebaskan oleh Israel, Maysoon Musa Al Jabali, mengungkapkan pengalaman para tahanan di penjara Israel. Menurutnya, otoritas penjara Israel seringkali menganiaya dan menyiksa para tahanan perempuan Palestina.

Setelah ditahan selama lebih dari delapan tahun, dia dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas. Dia juga menambahkan bahwa para sipir Israel tak segan-segan menggunakan gas beracun dan memberi makanan yang sangat sedikit kepada para tahanan Palestina.

Jabali, yang ditahan Israel sejak Juni 2015, mengatakan kepada Anadolu pada hari Minggu bahwa kondisi di penjara Israel semakin buruk sejak 7 Oktober 2023, ketika pejuang Hamas menyerang Israel. Dia menggambarkan periode itu sebagai masa-masa sulit.

“Israel telah merampas segalanya dari para tahanan perempuan setelah 7 Oktober,” kata Jabali, yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena penikaman di pos pemeriksaan Rachel’s Dome (Masjid Bilal) di dekat Betlehem di Tepi Barat yang melukai seorang tentara perempuan Israel.

Tahanan perempuan di penjara Israel juga menghadapi kekurangan makanan. Pihak penjara menyediakan makanan untuk 80 tahanan, tetapi jumlahnya hanya cukup untuk 10 orang.

Jabali juga mengungkapkan bahwa para tahanan perempuan tetap mendapatkan informasi mengenai apa yang terjadi di luar. Meski sudah dibebaskan, Jabali mengatakan bahwa warga Palestina yang bebas tidak ingin mencapai kebebasan dengan cara seperti ini.

“Kami telah membayar harga yang mahal demi kebebasan kami,” katanya.

Setelah dibebaskan, dia berencana untuk melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi. “Saya meraih gelar sarjana di bidang pelayanan sosial di dalam penjara,” kata Al-Jabali.

Pada Jumat, Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas menyetujui jeda kemanusiaan dan menghentikan sementara serangan Israel di Jalur Gaza, yang telah menghancurkan hampir segalanya, termasuk bangunan tempat tinggal, rumah sakit, dan sekolah. Pada hari itu, Israel dan Hamas juga menukar 24 warga Israel dan warga asing dengan 39 warga Palestina dari penjara-penjara Israel. Pada Sabtu, kedua pihak juga bertukar sandera gelombang kedua, yang terdiri atas 39 warga Palestina dan 13 warga Israel serta empat warga asing.

Berdasarkan perjanjian, para sandera akan dibebaskan secara bertahap selama empat hari. Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran terhadap Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas bulan lalu.

Sumber : Republika