Konflik Israel-Hamas Memicu Krisis Ukraina dengan Pertempuran Peluru dan Artileri

by -209 Views

KIEV — Amerika dan sekutunya di Eropa telah mengurangi perhatian mereka terhadap perang Rusia di Ukraina setelah operasi militer Israel terhadap Hamas. Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky, mengakui bahwa Kiev telah menerima lebih sedikit peluru artileri sejak operasi militer Israel.

Zelensky mengatakan bahwa persaingan untuk mendapatkan amunisi antar negara telah meningkat, terutama untuk peluru 155mm. Awal pekan ini, Bloomberg melaporkan bahwa Pentagon telah meningkatkan pengiriman senjata ke Israel di tengah kampanyenya di Gaza.

Di tempat lain, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, baru-baru ini juga memperingatkan Kiev bahwa negara-negara anggota tidak bisa lagi menyediakan senjata dari persediaan yang ada. Berbicara kepada para wartawan di Kiev, Zelensky mengatakan bahwa pengiriman mereka telah menurun dan melambat.

Menurut Zelensky, situasi ini diperparah karena gudang-gudang kosong atau batas minimum legal tidak dapat diberikan oleh negara bagian tertentu.

Bloomberg melaporkan bahwa Washington telah meningkatkan bantuan pertahanan ke Israel tanpa mengumumkan langkah tersebut secara terbuka dan bahwa blok tersebut telah memasok lebih dari 300.000 peluru artileri ke Ukraina, yang menghabiskan persediaan yang ada.

Pesannya digemakan oleh Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, yang memperingatkan bahwa Brussels kemungkinan besar tidak akan mampu memenuhi janjinya untuk menyediakan 1 juta peluru artileri kepada Ukraina pada Maret mendatang. Ukraina akhir-akhir ini menggandakan permintaan lebih banyak senjata dan amunisi dari para pendukungnya di Barat.

Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa tidak ada jumlah bantuan pertahanan yang diberikan kepada Kiev yang dapat mengubah arah konflik. Rusia memperingatkan bahwa pasokan senjata yang terus berlanjut hanya akan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara NATO dan Moskow.