Tragedi Meninggalnya Dr Maisara Alrayyes, Mahasiswa Berbakat dari London di Gaza

by -169 Views

JAKARTA – Penghormatan terus mengalir untuk mahasiswa lulusan London yang cerdas yang tewas setelah rumahnya di Gaza dibom oleh Israel. Selama 30 jam, Dr. Maisara Alrayyes, alumnus Universitas SOAS dan King’s College London, dan keluarganya terjebak di bawah reruntuhan bangunan berat setelah serangan udara.

Layanan darurat setempat berjuang untuk menjangkau mereka dan membebaskan mereka tepat waktu di tengah pengepungan yang dilakukan oleh Israel. Komunitas Keadilan KCL untuk Palestina mengatakan bahwa pria berusia 30 tahun itu telah mengirim SMS kepada mereka sebelum komunikasi terputus.

“Dalam beberapa hari terakhir, saya mulai merasa lebih takut daripada sebelumnya. Saya membayangkan diri saya berada di bawah reruntuhan, dan saya sangat takut untuk tetap hidup di bawah reruntuhan,” ujar Dr Alrayyes dalam pesannya.

Saudara laki-lakinya, Muayyad dan Muhammad, juga tewas ketika mencoba mengeluarkannya dan anggota keluarga lainnya dari bawah reruntuhan setelah tertimbun selama dua hari. “Sahabat saya Maisara Alrayyes dan keluarganya tewas dalam serangan udara Israel dua hari lalu. Kedua saudara laki-lakinya yang selamat mencoba mengeluarkan jenazah dari bawah reruntuhan,” kata Anas Ismail seperti dilansir Metro UK, Jumat (10/11/2023).

“Serangan udara lainnya menewaskan kedua bersaudara itu saat mereka mencoba mengeluarkan mayatnya,” ucap Anas yang juga rekan dari Dr Alrayyes.

Sebelum kematian dokter tersebut, seorang teman dari Dr Alrayyes, Ahmed Alnaouq, mengatakan bahwa sahabatnya itu, Dr Alrayyes, datang ke London dua bulan lalu untuk berbulan madu. “Dia bersemangat, bahagia, dan gembira. Kini sudah lebih dari 30 jam sejak rumahnya dibom. Tidak ada yang bisa mengambil jenazahnya atau jenazah keluarganya dari bawah reruntuhan,” kata Alnaouq.

Keesokan harinya, Ahmed mengatakan dirinya kehilangan akal sehat. Israel mengebom rumah temannya, Dr Alrayyes, dan membunuh semua orang yang ada di dalamnya tiga hari lalu. “Tetapi dua saudara laki-lakinya tidak ada di dalam. Sekarang saya menerima kabar bahwa Israel juga membunuh dua saudara laki-lakinya yang tersisa,” kata Ahmed.

Kematian Dr Alrayyes diumumkan oleh Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah unggahan di X. Dokter Palestina ini lulus dari gelar master di bidang kesehatan wanita dan anak pada 2020.

Seorang wanita yang mengaku menghadiri pernikahan Dr Alrayyes di Gaza pada awal tahun ini menggambarkannya sebagai orang yang sangat kuat dan sensitif. “Setelah lulus, dia kembali ke Gaza untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada perempuan dan anak-anak di sana. Dia adalah seorang pemuda cerdas yang memiliki masa depan yang panjang dan indah di depan matanya,” kata wanita itu.