Seorang mantan diplomat Amerika Serikat (AS) serta pensiunan kolonel militer mengajukan agar pendanaan dan pasokan senjata ke Israel dihentikan. Mary Annette Wright turut serta dalam demonstrasi di bagian selatan Turki untuk mendukung Palestina.
“Kami tidak ingin ada pembunuhan lagi, dan Israel sebagai mitra AS menjadi penyebab terjadinya pembunuhan tersebut. Oleh karena itu, inilah tanggung jawab AS untuk berbicara dengan tegas kepada Israel dan berhenti memberikan senjata yang membunuh warga Palestina,” ujar Wright, seperti dilansir oleh Anadolu Agency, pada Selasa (7/11/2023).
Wright mengatakan bahwa Israel menolak gencatan senjata karena mereka ingin terus membunuh warga sipil yang tak bersalah di Gaza. Menurut Wright, Pemerintah AS melindungi Israel yang melakukan pembunuhan terhadap warga sipil di Gaza.
Wright ikut serta dalam aksi konvoi besar-besaran yang diselenggarakan oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan (IHH) Turki untuk Palestina. Aksi ini digelar di depan Pangkalan Udara Incirlik di kota Adana, yang merupakan pangkalan militer AS di Turki.
Wright, yang merupakan mantan kolonel Angkatan Darat AS, mengatakan dia telah mundur dari pemerintahan AS 20 tahun yang lalu karena menentang perang di Irak. Sejak itu, dia bekerja dengan berbagai organisasi di seluruh dunia untuk menentang kebijakan AS yang membunuh warga tak berdosa.
Pada pekan lalu, tentara Israel melancarkan serangan udara dan darat yang meluas di Jalur Gaza. Sedikitnya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan, tewas dalam pengeboman Israel di Jalur Gaza. Sementara itu, 159 warga Palestina tewas dan 2.250 lainnya terluka oleh pasukan Israel di Tepi Barat dalam periode yang sama.
Herman Reksten, seorang kapten yang mewakili armada kebebasan dari Oslo, juga mengutarakan pandangannya. Dia telah bekerja dengan armada kebebasan dan kapal-kapal yang menuju Gaza selama bertahun-tahun. Bersama organisasinya, mereka berencana untuk kembali berlayar ke Gaza untuk tujuan kemanusiaan.
“Situasinya telah banyak berubah saat ini. Kami di sini untuk mengumumkan bahwa kami akan segera berusaha dan mengumpulkan dukungan yang diperlukan untuk meraih keberhasilan. Hal terburuk yang dapat kita lakukan adalah diam dan tidak berbuat apa-apa. Kita tahu bahwa diam-diam saja tidak akan memiliki dampak,” ujar Reksten.
Reksten juga menyatakan kekecewaannya atas pelarangan kebebasan berpendapat di kota-kota Eropa lainnya meski di Oslo, sekitar 9.000 orang turun ke jalan untuk memprotes serangan Israel. Dia juga mengemukakan pentingnya adanya gencatan senjata. Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh Israel saat ini adalah genosida.
Sumber: Republika