Kelompok Hamas Palestina mengutuk pernyataan seorang menteri Israel tentang penggunaan bom nuklir di Gaza. Jurubicara Hamas, Hazem Qasem, menyatakan dalam pernyataan pada hari Ahad, bahwa pernyataan itu mencerminkan terorisme kriminal Zionis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dilakukan oleh pemerintah fasis Israel dan para pemimpinnya terhadap rakyat Palestina.
“Pernyataan-pernyataan Nazi yang disampaikan oleh seorang menteri di pemerintahan pendudukan adalah hasil dari dukungan tanpa syarat beberapa negara, khususnya Amerika Serikat,” ujar Qasem seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Dalam pernyataan terpisah, Hamas juga meminta komunitas internasional, PBB, dan pengadilan internasional terkait untuk menanggapi pernyataan penjahat dan pemimpin pendudukan lainnya dengan serius. Kelompok itu meminta agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan Israel dari perang genosida yang terjadi di Jalur Gaza.
Selain Hamas, kelompok Jihad Islam juga menyoroti pernyataan tentang penggunaan bom nuklir tersebut. Mereka mengatakan bahwa Israel secara bertahap sedang melaksanakan apa yang dikatakan oleh Menteri Warisan Israel, Amichai Eliyahu.
“Pertumbuhan kejahatan dan Holocaust yang sedang terjadi adalah bukti nyata,” ujar pernyataan Jihad Islam.
Sebelumnya, Eliyahu mengatakan bahwa penggunaan bom nuklir adalah salah satu cara dalam menanggapi situasi di Gaza. Pernyataan Eliyahu ini menjadi berita utama di media Arab dan menimbulkan skandal di Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyayu, kemudian menangguhkan partisipasi Eliyahu dalam pertemuan pemerintah tanpa batas waktu.
Eliyahu dan pemimpin partainya tidak terlibat dalam forum kementerian yang menangani perang di Gaza. Mereka juga tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang kemampuan nuklir Israel yang tidak diakui secara publik atau kekuatan untuk menggunakannya.
“Pernyataan Eliyahu tidak berdasarkan pada kenyataan. Israel dan Pasukan Pertahanan Israel beroperasi sesuai dengan standar tertinggi hukum internasional untuk menghindari kerugian terhadap orang yang tidak bersalah. Kami akan terus melakukannya sampai memperoleh kemenangan,” kata kantor Netanyahu.
Sumber: Republika