Israel telah mematikan jaringan komunikasi dari dan ke Gaza. Setelah memutus internet dan telepon, penduduk Gaza kembali mengandalkan transmisi radio untuk mendapatkan informasi sekitar mereka. Di Jalur Gaza, layanan internet dan telepon yang sering terganggu membuat lebih dari 2,1 juta warga Palestin terisolasi dari dunia luar. Meskipun mereka mendengar suara ledakan bom di sekitar mereka, mereka tidak bisa mendapatkan berita real-time tentang sumber ledakan tersebut.
Sebagai akibatnya, penduduk Gaza mengandalkan radio sebagai sumber utama informasi tentang kejadian di luar rumah mereka. Namun, Palestinian Journalists Syndicate melaporkan bahwa stasiun radio di Gaza juga terpaksa berhenti beroperasi akibat pengeboman dan kelangkaan bahan bakar.
Sebagian besar stasiun radio di Gaza terpaksa menyiarkan konten dari televisi Al-Jazeera dan saluran berbahasa Arab lainnya untuk memberikan informasi kepada penduduk setempat.
Salah satu penduduk Gaza, Fatin Saleem, mengatakan bahwa ia tidak memiliki akses internet sejak konflik dimulai. Ia dan keluarganya membeli radio bertenaga baterai agar tetap bisa mendapatkan informasi terbaru. Fatin juga mengatakan bahwa ia kadang-kadang mendengarkan stasiun radio Israel ketika stasiun radio lokal tidak beroperasi. Namun, tanpa akses media sosial, ia sulit mendapatkan informasi terbaru tentang serangan udara.
Menurut Palestinian Journalists Syndicate, saat ini ada sekitar 24 stasiun radio yang berfungsi di Gaza. Stasiun-stasiun ini menggunakan gelombang radio tradisional atau siaran online untuk mencapai pendengarnya. Namun, lebih dari 50 institusi media di Gaza telah dibom dan sebagian atau seluruhnya hancur selama konflik baru-baru ini.
Pemadaman internet yang dilakukan oleh Israel sudah terjadi dua kali dalam seminggu. Saat ini, sekitar 9.227 warga Palestina telah meninggal akibat serangan Israel sejak awal perang pada tanggal 7 Oktober, termasuk 3.760 anak-anak.
Kementerian Kesehatan Gaza juga memperingatkan bahwa Kompleks Medis Al-Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza berisiko kehilangan listrik karena generator listrik utama mereka terancam mati. Himbauan darurat telah disampaikan kepada negara-negara produsen minyak untuk membantu memasok sumber daya yang dibutuhkan oleh rumah sakit.
Sumber: Republika