Ribuan orang melakukan demonstrasi di depan Konsulat Jenderal Israel di Los Angeles, California, AS pada hari Ahad (15/10/2023) untuk mendukung rakyat Palestina.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, telah melakukan pembicaraan tentang situasi terkini di Gaza melalui telepon.
Mereka juga membahas tindakan yang perlu diambil untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik Israel-Palestina, serta kelanjutan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.
Erdogan menegaskan bahwa negara-negara Barat telah melanggar HAM di Gaza, dan mencatat bahwa menghentikan Israel oleh negara-negara ini akan menciptakan akibat yang serius.
Dia juga menyatakan bahwa pendapat masyarakat Barat dan global yang pro Palestina untuk segera mengakhiri tragedi kemanusiaan yang sedang terjadi telah diabaikan.
Sementara itu, Jens Stoltenberg menyambut baik bantuan darurat yang telah mencapai Gaza dan menyatakan bahwa terorisme harus dilawan dan warga sipil harus dilindungi.
Para pemimpin tersebut juga membahas masuknya Swedia ke dalam NATO.
Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas melancarkan serangan mendadak yang melibatkan peluncuran roket dan penyusupan ke Israel melalui darat, laut, dan udara.
Hamas menyatakan bahwa serangan mereka merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan aksi kekerasan pemukim Israel.
Militer Israel kemudian meluncurkan Operasi Pedang Besi untuk menyerang Hamas di Jalur Gaza.
Selama konflik ini, setidaknya 4.385 warga Palestina, termasuk 1.756 anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Gaza, sementara jumlah korban di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Pada Sabtu, sebuah konvoi kemanusiaan yang terdiri dari 20 truk memasuki Jalur Gaza dari sisi Mesir perbatasan Rafah. Ini merupakan kali pertama sejak konflik antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober.
Sumber: Antara (Republika)