Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan bahwa serangan mematikan terhadap kamp pengungsi Jabalia di Gaza merupakan akibat dari kegagalan komunitas internasional dalam menekan Israel agar segera menyetujui gencatan senjata. Dalam pernyataannya pada Rabu (1/11/2023), Kementerian Luar Negeri Saudi menegaskan bahwa kegagalan Israel untuk mematuhi prinsip-prinsip hukum internasional akan menyebabkan bencana kemanusiaan yang menjadi tanggung jawab pendudukan Israel dan komunitas internasional. Arab Saudi mengutuk tindakan tidak manusiawi yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, yang menyebabkan kematian dan cedera kepada warga sipil tak bersalah. Kerajaan Arab Saudi secara penuh menolak serangan berulang yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel terhadap wilayah sipil, termasuk pelanggaran berkelanjutan terhadap hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional. Pada Selasa (31/10/2023) malam, serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk, menyebabkan puluhan warga Palestina tewas dan lebih dari 150 orang terluka. Angkatan Darat Israel mengklaim bahwa serangan itu telah membunuh seorang komandan Hamas, Ibrahim Biari. Namun, juru bicara Hamas, Hazem Qassem membantah klaim tersebut dan menyebutnya sebagai dalih Israel untuk membunuh warga sipil. Israel mengebom kamp pengungsi dengan enam peluru, masing-masing membawa satu ton bahan peledak, dan diperkirakan jumlah total korban tewas dan terluka mencapai 400 orang. Israel melakukan pemboman terus-menerus terhadap Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan mengejutkan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, di mana Hamas menangkap sekitar 230 tawanan dalam melakukan infiltrasi. Sejak itu, lebih dari 8.500 warga Palestina, terutama anak-anak, telah tewas oleh Israel. Sumber: Republika.