50 Tentara Infanteri Utama Israel Meninggal

by -97 Views

GAZA – Brigade Nahal, salah satu pasukan infanteri utama Israel dilaporkan kehilangan 50 tentara sejak serangan ke Jalur Gaza. Brigade ini salah satu yang paling menderita kerugian di kalangan satuan tempur Israel.

Angka tersebut disebut komandan departemen tempur Brigade Nahal pada Selasa. “Kita harus mendengarkan para ibu dan menjaga tentara cadangan dan tahanan,” ujarnya dilansir Aljazirah Arabia, Rabu (3/7/2024).

Seruan itu bisa merujuk pada permohonan ratusan orang tua pra prajurit cadangan yang meminta perang dihentikan pada Mei lalu. Pengumuman kemarin juga disampaikan menyusul bocornya keinginan para jendral pasukan penjajahan Israel (IDF) untuk mencapai gencatan senjata secepatnya.

Brigade ke-933 Nahal adalah salah satu brigade infanteri utama Angkatan Pertahanan Israel. Kelompok ini telah beroperasi di semua perang besar dan operasi skala besar sejak didirikan pada 1982, mereka tentara kunci selama agresi pertama dan kedua Israel ke Lebanon juga pengadang perlawanan Palestina pada dua Intifada.

Komandan militer Israel menambahkan bahwa dia yakin tentara akan tetap berada di sumbu Philadelphi dan Netzarim selama beberapa bulan dan mungkin bertahun-tahun lagi. Sementara media Israel hari ini melaporkan bahwa seorang perwira dan seorang tentara dari Brigade Nahal tewas akibat runtuhnya sebuah bangunan di poros Netzarim di Jalur Gaza tengah.

Tentara pendudukan sebelumnya mengumumkan kematian salah satu tentaranya dan cedera serius lainnya dalam pertempuran di Jalur Gaza selata. “Sersan Uri Haddad (21 tahun) dari Batalyon 931 Brigade Pasukan Terjun Payung tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza selatan,” seraya menyebutkan bahwa seorang tentara dari Brigade Nahal terluka parah dalam insiden yang sama, menurut apa yang dilaporkan oleh Anadolu Agency.

Dengan tewasnya prajurit ini, jumlah tentara yang tewas sejak pecahnya perang pada 7 Oktober meningkat menjadi 671, termasuk 317 dalam pertempuran darat sejak tanggal 27 bulan itu. Sebanyak 3.977 tentara juga terluka, termasuk 2.018 dalam pertempuran darat. Jumlah itu tak dipercayai pihak lokal maupun pejuang Palestina yang meyakini IDF menyembunyikan jumlah korban tewas dan luka yang jauh lebih tinggi.

Awal bulan lalu, Jerusalem Post mengutip Komandan Brigade Nahal Yair Zuckerman yang mengatakan bahwa terdapat terowongan di hampir setiap rumah di kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Sebab itu, kemajuan pasukannya lambat dan pertempuran sangat melelahkan.

Zuckerman mengatakan bahwa tentaranya telah menemukan 17 terowongan di Rafah dalam beberapa hari terakhir saja, dan terowongan ini menghubungkan rumah-rumah di lingkungan sekitar, membentuk labirin besar, dan rumah-rumah di kota tersebut terhubung satu sama lain melalui bukaan di dinding.

Komandan militer Israel menjelaskan, dalam wawancara yang dilakukan oleh Jerusalem Post di Rafah, di mana ia mengarahkan invasi Israel ke kota tersebut, bahwa pejuang memasang banyak kamera di Rafah untuk mengatur pertempuran dari atas dan di bawah tanah.

Dia mengatakan bahwa di antara tantangan yang dihadapi pasukannya adalah jebakan pada rumah-rumah dan ruangan-ruangan di kota tersebut yang dipasang sebelum pasukan Israel memasukinya, dan meledakkannya dari jarak jauh. Hal itu tampaknya merupakan komentar atas terbunuhnya 4 tentara Israel pekan lalu dalam pemboman di kota tersebut. sebuah rumah yang mereka pikir bebas dari bahan peledak, menurut surat kabar tersebut.

Radio Tentara Israel mengumumkan pada akhir April bahwa Brigade Nahal telah meninggalkan Jalur Gaza setelah enam bulan pertempuran, untuk digantikan oleh dua brigade cadangan. Hal itu terjadi dua pekan setelah Kepala Staf Herzi Halevi, memecat komandan brigade yang berafiliasi dengan Komando Selatan, sebagai bagian dari serangkaian tindakan menyusul pembunuhan 7 pegawai komite bantuan internasional oleh pasukannya.

Pada 8 Oktober, tentara Israel mengumumkan pembunuhan Komandan Brigade Nahal Yonatan Steinberg dalam apa yang disebutnya bentrokan dengan militan Palestina di perbatasan Jalur Gaza dekat penyeberangan Kerem Shalom.