Uni Eropa memperingatkan eskalasi konflik di Timur Tengah di tengah krisis Gaza
ISTANBUL- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengeluarkan peringatan tentang eskalasi kekerasan di Timur Tengah di tengah krisis Gaza yang sedang berlangsung.
“Kemarin (Sabtu) adalah salah satu hari paling mematikan sejak Oktober dengan setidaknya 100 warga Palestina dilaporkan meninggal,” kata Josep Borrell melalui media sosial X, Ahad (23/6/2024).
Selain mengomentari jumlah korban, Borrell juga menekankan bahwa situasinya tetap mengerikan dengan sandera yang masih ditawan dan risiko konflik yang lebih luas “yang melibatkan Hizbullah” tampak besar.
“Lonjakan yang terjadi di Lebanon akan berdampak serius pada wilayah ini dan sekitarnya,” tambahnya.
Borrell mencatat bahwa situasi ekonomi di Tepi Barat berada di ambang keruntuhan dan tingkat kekerasan semakin meningkat. Dia juga mengecam pengabaian terhadap keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 serta kurangnya perbaikan dalam akses dan pengiriman bantuan kemanusiaan.
“Saya kecewa dengan laporan Cindy McCain dari Program Pangan Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia tentang akses kemanusiaan yang masih terhalang,” lanjutnya.
Sebuah laporan hak asasi manusia PBB juga mendokumentasikan serangan yang tidak proporsional dan tidak memandang bulu. Sementara itu, gedung Palang Merah juga telah rusak akibat penembakan.
“Kami mendesak semua pihak sekali lagi untuk mengakhiri siklus penderitaan dan kehancuran ini,” ungkapnya.
Situasi di perbatasan Israel-Lebanon semakin memburuk setelah dimulainya ketegangan antara Israel dan gerakan perlawanan Hamas Palestina pada Oktober 2023.
Pasukan penjaga perdamaian PBB juga sudah berada di lokasi untuk mencoba meredakan ketegangan, katanya menambahkan.
Israel dan Hizbullah saling menyerang hampir setiap hari sejak 7 Oktober 2023, saat Hamas menyerang Israel dan Israel menyerbu Gaza sebagai balasan.
Pada Selasa, militer Israel IDF mengumumkan telah menyetujui dan mengesahkan rencana operasional serangan di Lebanon sebagai bagian dari penilaian situasi.
Israel Katz, menteri luar negeri Israel, mengatakan bahwa Israel hampir mencapai keputusan untuk “mengubah aturan” terhadap Hizbullah.
Hampir 37.600 warga Palestina telah tewas di Gaza, dengan sebagian besar wanita dan anak-anak menjadi korban, dan lebih dari 86.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang membuatnya lumpuh.
Israel dituduh melakukan genosida di ICJ, yang memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diserbu pada 6 Mei
Sumber: Antara
Sumber: Republika