Tragedi di Gaza: 8.000 Nyawa Melayang Akibat Serangan Berkesinambungan dari Israel

by -135 Views

Seorang pria membawa jasad seorang gadis setelah serangan udara Israel di Gaza Utara, 28 Oktober 2023. Lebih dari 7.000 warga Palestina dan setidaknya 1.300 warga Israel telah tewas, menurut IDF dan otoritas kesehatan Palestina, sejak militan Hamas meluncurkan serangan terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 7 Oktober, dan operasi Israel di Gaza dan Tepi Barat yang mengikutinya.

GAZA – Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan udara Israel telah melebihi 8.000 orang. Sebagian besar korban yang tewas adalah perempuan dan anak-anak di bawah umur.

Israel melakukan pemboman yang paling intens pada Jumat (27/10/2023), yang menyebabkan jaringan komunikasi di Gaza terputus. Jaringan telekomunikasi baru pulih pada Ahad (29/10/2023).

Militer Israel mengklaim telah menyerang lebih dari 450 target Hamas dalam 24 jam terakhir, termasuk pusat komando Hamas, pos pengamatan, dan posisi peluncuran rudal anti-tank. Militer Israel menyatakan bahwa pasukan darat telah dikerahkan ke Gaza semalam.

Badan bantuan PBB melaporkan bahwa ribuan warga Palestina, yang putus asa karena pemblokiran total dan pemboman selama tiga minggu, mengungsi ke beberapa gudang mereka di Jalur Gaza. Para pengungsi mengambil gandum, tepung, dan barang kebutuhan pokok lainnya.

“Ini merupakan tanda yang mengkhawatirkan bahwa infrastruktur sipil mulai rusak setelah tiga minggu perang dan pemblokiran yang ketat,” kata Direktur Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza, Thomas White.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, memanggil untuk mengakhiri pertumpahan darah dan mencapai gencatan senjata guna mengakhiri “mimpi buruk” ini. Dia menyatakan bahwa situasi di Gaza semakin memprihatinkan.

“Situasi di Gaza semakin hari semakin menyedihkan. Saya menyesal bahwa, alih-alih melakukan jeda kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dan didukung oleh komunitas internasional, Israel justru meningkatkan operasi militer mereka,” kata Guterres, dilaporkan Aljazirah.

Israel memberlakukan pemblokiran total dengan memutus pasokan makanan, air, listrik, dan bahan bakar ke Gaza. Israel hanya mengizinkan pasokan kebutuhan dasar dan obat-obatan secara terbatas. Upaya sedang dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak pasokan makanan, air, bahan bakar, dan obat-obatan yang telah mengalami pemboman intensif sejak 7 Oktober.

Sumber: Republika