Para warga Palestina yang menjadi sandera Israel merayakan kebebasan mereka bersama dengan penduduk yang menunggu mereka, setelah keluar dari penjara militer Israel di Ofer, di kota Beitonia dekat Ramallah, Tepi Barat, pada Jumat (24/11/2023).
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa jika kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas tercapai, Tel Aviv akan menghentikan operasi militer yang direncanakan di Kota Rafah, Gaza Selatan. Israel percaya bahwa ada 134 warga Israel yang ditahan di Gaza, sementara Pemerintah Israel juga menahan sekitar 9.000 warga Palestina di penjara mereka.
Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, merilis video di mana dua sandera yang ditahan di Gaza menuntut pemerintah Israel membuat kesepakatan untuk membebaskan mereka. Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, menyatakan bahwa jika harus memilih antara melanjutkan perang di Gaza atau mencapai kesepakatan pertukaran sandera, maka harus memilih untuk membuat kesepakatan.
Keluarga dari para sandera tersebut mengatakan bahwa Israel harus memilih antara menyerang Rafah atau membuat kesepakatan dengan Hamas. Israel telah membunuh lebih dari 34 ribu warga Palestina sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kesepakatan sebelumnya pada bulan November telah menghasilkan pembebasan 81 warga Israel dan 24 warga asing dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina. AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha menjadi perantara kesepakatan untuk membebaskan sisa tawanan Israel.
Konflik tersebut telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi, sementara infrastruktur wilayah tersebut mengalami kerusakan. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional.
Putusan sela ICJ pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.