Relawan Mesir sedang menangani bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Jalur Gaza, di perbatasan Rafah, Mesir, pada hari Selasa (24/10/2023).
Badan PBB urusan bantuan ke Gaza memastikan bahwa delapan truk bantuan berhasil melintasi perbatasan Rafah untuk masuk ke Gaza, pada hari Jumat (27/10/2023). Kedelapan truk bantuan tersebut membawa makanan, obat-obatan, dan air bersih.
Pejabat senior PBB yang mengawal bantuan tersebut mengungkapkan bahwa mereka menghadapi kesulitan untuk membawa bantuan kemanusiaan melewati perbatasan Rafah yang merupakan satu-satunya akses ke wilayah Gaza. Hal ini disebabkan oleh kombinasi masalah teknis, politik, dan keamanan yang diberlakukan oleh Israel untuk menghambat pengiriman bantuan.
“Lynn Hastings, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki, mengatakan bahwa mereka telah memasukkan sekitar 74 truk bantuan. Mereka memperkirakan akan ada delapan truk lagi yang masuk hari ini,” kata Hastings kepada para wartawan di Jenewa.
Hastings juga menyebutkan bahwa sedang berlangsung negosiasi rinci dengan Israel untuk mengamankan pengiriman lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hingga saat ini, Israel masih menolak pengiriman bahan bakar ke Gaza, yang dapat membahayakan operasi kemanusiaan dan perawatan medis yang bertujuan menyelamatkan nyawa warga sipil di sana.
Para petugas pembawa bantuan kemanusiaan juga menghadapi kendala dalam mendistribusikan bantuan yang jumlahnya sangat terbatas.
“Kami menyadari bahwa ada 1.000 pasien yang membutuhkan dialisis dan lebih dari 100 anak dan bayi yang berada di dalam inkubator. Oleh karena itu, kami berusaha melakukan yang terbaik untuk memberikan prioritas sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak,” kata Hastings.
Sumber: Reuters (Diterjemahkan dari Republika)
