Upaya Negara OKI dan Liga Arab untuk Menghentikan Rencana Serangan Darat Israel

by -249 Views

Menteri Luar Negeri Malaysia, Zambry Abdul Kadir, mengatakan bahwa negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab sedang berusaha untuk menghentikan rencana serangan darat Israel ke Gaza dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam sidang parlemen di Kuala Lumpur, Zambry menyatakan bahwa Israel telah merencanakan serangan darat selama lebih dari dua minggu, namun serangan tersebut belum dilakukan. Ia juga menekankan pentingnya upaya OKI dan Liga Arab dalam mencegah serangan darat tersebut. Zambry menyatakan bahwa dia seharusnya berada di New York bersama dengan rekan-rekannya, namun ia ditugaskan untuk melaksanakan misi mencegah tindakan yang akan dilakukan oleh Israel. Negara-negara OKI dan Liga Arab telah mengajukan proposal untuk diadakannya pertemuan khusus PBB pada tanggal 26 Oktober 2023. Pada pertemuan tersebut, setiap negara yang hadir diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka dan meminta agar langkah-langkah untuk menghentikan setiap bentuk serangan terhadap Gaza segera dilakukan. Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Malaysia, Malaysia bersama dengan Brunei Darussalam, Bangladesh, Indonesia, Laos, Maladewa, Timor Leste, dan Vietnam mendukung permintaan Liga Arab dan OKI untuk membuka sesi darurat ke-10 dalam Sidang Majelis Umum PBB setelah adanya veto pada draf resolusi Dewan Keamanan PBB. Malaysia juga tetap mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk menentukan nasib mereka sendiri dan bebas dari pendudukan serta aneksasi wilayah mereka. Pemerintah Malaysia berpartisipasi dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB dan sesi darurat Sidang Majelis Umum PBB untuk situasi di Timur Tengah. Malaysia mendesak penghentian semua aksi kekerasan, termasuk aksi teror, provokasi, hasutan, dan penghancuran oleh pihak yang melakukan pendudukan. Malaysia mengingatkan semua negara untuk tidak hanya mengadvokasi hak asasi manusia, tetapi juga mengatasi kekejaman terhadap rakyat Palestina. Malaysia meyakini bahwa rakyat Palestina berhak atas kemerdekaan dan negara mereka sendiri dengan batas-batas sebelum 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Menlu Malaysia juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan semua pihak guna mencapai penyelesaian konflik di Gaza secara damai. Sumber: Republika.