Israel melancarkan serangan terhadap Hizbullah di selatan Lebanon pada Selasa (17/10/2023) pagi, menurut laporan militer Israel.
Kepala pemimpin Hizbullah Lebanon bertemu dengan pemimpin-pemimpin dari faksi-faksi pejuang Palestina, yaitu Hamas dan Jihad Islam. Mereka membahas strategi untuk melawan Israel, dan bagaimana aliansi mereka dapat mencapai “kemenangan nyata bagi perlawanan,” demikian pernyataan dari Hizbullah pada Rabu (25/10/2023).
Sebagai bagian dari aliansi regional yang didukung Iran, Hizbullah telah terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Israel setiap hari. Pertempuran ini terjadi di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Pertemuan tersebut melibatkan Sayyed Hassan Nasrallah dari Hizbullah, Wakil Ketua Hamas Saleh al-Arouri, dan ketua Jihad Islam Ziad al-Nakhala, menurut pernyataan Hizbullah. Tidak disebutkan kapan pertemuan tersebut terjadi.
Hizbullah mengatakan bahwa sebuah penilaian telah dilakukan terhadap posisi internasional yang diambil dan tindakan apa yang harus dilakukan oleh pihak-pihak dalam Poros Perlawanan untuk mencapai “kemenangan nyata bagi perlawanan di Gaza dan Palestina serta menghentikan agresi brutal”. Mereka mengatakan bahwa akan ada kesepakatan untuk melanjutkan koordinasi lebih lanjut. Namun, saat ini Israel terus menarget dan melakukan serangan besar-besaran terhadap pejabat-pejabat, pemimpin, dan pejuang dari kelompok-kelompok ini.
Dalam serangan terbaru Israel terhadap kelompok ini, Hizbullah mengumumkan pada hari Rabu bahwa dua pejuangnya telah gugur. Hal ini telah meningkatkan jumlah korban tewas di kalangan pejuang militan Palestina menjadi 40 sejak dimulainya konflik ini.
Sumber: Reuters, Republika
