Albert Einstein, Fisikawan Terkenal, Melontarkan Kritik terhadap Aksi Kekerasan Zionis di Palestina

by -111 Views

Fisikawan dunia Albert Einstein dikenal sebagai pendukung perdamaian. Ketika mendekati berdirinya Israel pada tahun 1948, Einstein diminta untuk membantu penggalangan dana oleh sebuah organisasi yang terafiliasi dengan Stern Gang, kelompok milisi Zionis di Palestina. Namun, meskipun ia adalah seorang Yahudi, Einstein menolak untuk membantu mereka.

Penolakan Einstein ini berakar dari betapa terlibatnya Stern Gang dalam pembantaian warga Palestina di Deir Yassin. Pada tanggal 9 April 1948, lebih dari 110 orang Palestina, termasuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak, dibantai oleh pasukan Zionis di desa Deir Yassin.

Pembantaian ini merupakan salah satu tindakan paling keji dan biadab yang dilakukan oleh pasukan Zionis. Warga Palestina yang ditangkap dikumpulkan dan diarak di Kota Tua Yerusalem. Beberapa di antara mereka kemudian dibawa ke tambang terdekat dan dieksekusi oleh pasukan Zionis, sementara yang lain dibawa kembali ke desa dan dibunuh.

Menurut Institute for Palestine Studies (IPS), pada tahun 1948, desa Deir Yassin memiliki 144 rumah yang dihuni oleh 750 penduduk. IPS juga mengungkapkan bahwa serangan dan pembantaian oleh pasukan Zionis terhadap penduduk Deir Yassin menjadi salah satu pemicu eksodus warga Palestina. Menurut LSM Israel yang bernama Zochrot, 55 anak menjadi yatim piatu akibat pembantaian di Deir Yassin.

Kurang dari 24 jam setelah mendengar pembantaian tersebut, Einstein, yang pada saat itu berusia 69 tahun, menulis surat kepada Direktur Eksekutif American Friends of the Fighters for the Freedom of Israel (AFFFI) bernama Shepard Rifkin. AFFFI awalnya diluncurkan untuk mempromosikan ide-ide anti-Britania Raya dari Stern Gang di Palestina yang saat itu berada di bawah Mandat Inggris.

Selain mempromosikan propaganda anti-Britania, AFFFI yang berbasis di New York, AS juga melakukan penggalangan dana. Dana yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk membeli senjata dalam perlawanan terhadap Inggris di Palestina.

Seorang komandan Stern Gang bernama Benjamin Gepner pernah meminta Shepard Rifkin untuk membujuk Einstein agar mau membantu AFFFI. Rifkin mengikuti permintaan Gepner dan mencoba mendekati Einstein.

Namun, setelah mendengar tentang pembantaian di Deir Yassin pada 9 April 1948, Einstein menulis surat singkat berisi 50 kata dan mengirimkannya kepada Rifkin. Berikut adalah isi surat Einstein tersebut:

“Yang terhormat,

Ketika bencana nyata dan terakhir menimpa kita di Palestina, pihak pertama yang bertanggung jawab adalah Inggris, dan pihak kedua adalah organisasi teroris yang dibangun dari pihak kita sendiri. Saya tidak ingin melihat siapa pun dikaitkan dengan orang-orang yang menyesatkan dan kriminal itu.

Hormat saya,
Albert Einstein.”

Surat ini dianggap sebagai salah satu dokumen sejarah anti-Zionis. Sebulan setelah tragedi Deir Yassin, Inggris mengakhiri mandatnya di Palestina dan kemudian Israel mendeklarasikan kemerdekaannya. Deklarasi ini didasarkan pada Resolusi Pembagian PBB yang dikeluarkan pada November 1947. Resolusi tersebut mengusulkan pembagian tanah Palestina menjadi dua negara, yaitu negara Yahudi-Israel dan negara Arab-Palestina.

Pada tahun 1923, Albert Einstein pernah mengunjungi Palestina selama 12 hari dan memberikan ceramah di Hebrew University of Jerusalem. Ini adalah satu-satunya kunjungannya ke tanah Palestina.

Pada tahun 1952, Einstein pernah ditawari jabatan Presiden Israel oleh Perdana Menteri Israel saat itu, David Ben-Gurion. Namun, Einstein dengan sopan menolak tawaran tersebut. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa alasan Einstein menolak menjadi Presiden Israel adalah karena hal tersebut bertentangan dengan prinsip pasifisme yang dianutnya.

Albert Einstein meninggal pada tanggal 18 April 1955 di rumahnya di Princeton, New Jersey, AS, pada usia 76 tahun. Ia dikenang oleh dunia sebagai salah satu ilmuwan terbesar dan paling berpengaruh sepanjang sejarah.