AS Menawarkan Insentif Rp155 Miliar untuk Mendapatkan Informasi tentang Jaringan Keuangan Hamas

by -107 Views

Penduduk kamp pengungsi Al Nusairat dan Al Bureije melarikan diri karena peringatan Israel akan peningkatan operasi militer di kamp-kamp di Jalur Gaza selatan, (3/1/2024).

WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menawarkan hadiah sebesar 10 juta dolar AS atau setara Rp 155 miliar bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi tentang jaringan keuangan dan pendanaan Hamas. AS juga mencari informasi mengenai bisnis atau investasi yang dimiliki atau dikendalikan oleh Hamas atau pemodalnya.

“Penghargaan dapat diberikan untuk informasi yang mengarah pada identifikasi dan gangguan terhadap sumber pendapatan Hamas atau mekanisme fasilitasi keuangan utamanya; donor atau fasilitator keuangan utama Hamas, lembaga keuangan atau lembaga pertukaran yang memfasilitasi transaksi Hamas,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam keterangannya pada Jumat (5/1/2024), dikutip laman Middle East Eye.

Setidaknya terdapat lima tokoh yang dibidik AS dalam operasi ini, yakni Abdelbasit Hamza Elhassan Khair, Amer Kamal Sharif Alshawa, Ahmed Sadu Jahleb, Walid Mohammed Mustafa Jadallah, dan Muhammad Ahmad ‘Abd Al-Dayim Nasrallah. AS telah menetapkan kelimanya sebagai teroris global.

Menurut Deplu AS, dari kelima orang tersebut, Abdelbasit Hamza Elhassan Khair dikenal sebagai pemodal pertama. Hamza, yang berbasis di Sudan, disebut telah mengelola banyak perusahaan dalam portofolio investasi Hamas dan terlibat dalam transfer hampir 20 juta dolar AS ke Hamas. Dia terkait dengan mantan presiden Sudan Omar Bashir dan kelompok Islam yang merusak stabilitas di negara tersebut.

Sementara Amer Kamal Sharif Alshawa, Ahmed Sadu Jahleb, dan Walid Mohammed Mustafa Jadallah adalah bagian dari jaringan investasi kelompok Hamas di Turki. Sedangkan Muhammad Ahmad ‘Abd Al-Dayim Nasrallah disebut memiliki hubungan dekat dengan entitas Iran. Deplu AS mengatakan, Nasrallah terlibat dalam pentransferan puluhan juta dolar ke Hamas dan sayap militernya. Pada Oktober lalu, Deplu AS sempat menyampaikan bahwa Nasrallah berbasis di Qatar.

Deplu AS mengungkapkan, siapa pun yang memiliki informasi tentang jaringan keuangan Hamas dapat menghubungi tim Rewards for Justice melalui platform Signal, Telegram, atau WhatsApp. AS menjamin informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya.

Deplu AS telah meminta informasi mengenai penyandang dana Hamas setidaknya sejak 15 Desember 2023 lalu. “Operasi Hamas di bawah ini membantu mendanai serangan teror kelompok tersebut dan tidak membawa manfaat apa pun bagi masyarakat Gaza. Jika Anda mempunyai informasi tentang orang-orang ini, beri tahu kami. Anda mungkin memenuhi syarat untuk mendapatkan hadiah dan relokasi,” kata Rewards for Justice lewat sebuah unggahan daring bulan lalu.

Sumber: Republika