Menteri Luar Negeri China Rencanakan Kunjungan ke Washington

by -160 Views

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi akan mengunjungi Washington pada bulan Oktober ini. Menurut laporan The Wall Street Journal pada Senin (23/10/2023), kunjungan ini dilakukan dalam rangka persiapan pertemuan antara Presiden Cina Xi Jinping dengan Presiden AS Joe Biden di San Francisco.

Kunjungan ini juga dinantikan oleh pejabat AS yang membujuk Beijing untuk membantu mencegah eskalasi konflik di Timur Tengah. Xi memutuskan untuk angkat bicara setelah dua minggu kejadian di Israel pada Kamis (19/10/2023).

Xi menyatakan dukungan untuk gencatan senjata dan pembentukan “negara Palestina yang merdeka” sebagai jalan keluar terbaik dari konflik tersebut. Posisi ini mendapatkan kemarahan dari pejabat Israel yang tetap mempertahankan hak Israel untuk bertahan setelah serangan mendadak Hamas pada tanggal 7 Oktober.

Pejabat dan senator AS juga mengatakan bahwa rencana Cina ini tidak dapat diterima karena Hamas tidak menerima solusi dua negara atau hak Israel untuk hidup.

Saat ini, Washington mengindikasikan keinginan mereka untuk meminta bantuan Beijing dalam mencegah perang meluas ke negara-negara lain dengan menggunakan jalur komunikasi dengan negara-negara di Timur Tengah untuk mencegah serangan negara atau non-negara seperti Iran dan meluaskan perang dengan Hamas.

“Akan kami sambut baik jika Cina dapat melakukan sesuatu untuk mencegah konflik meluas. Namun, tujuan kami tidak sejalan dengan usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Cina,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, kepada para wartawan.

Seperti Rusia, Cina tidak mengklasifikasikan Hamas sebagai kelompok teroris. Namun, Cina menganggap Hamas sebagai perwakilan sah Palestina di Gaza.

Kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi ke Washington sebelum akhir bulan ini dianggap sebagai langkah menuju pertemuan tingkat tinggi antara AS dan Cina.

Presiden AS Joe Biden telah mengatakan bahwa kemungkinan akan bertemu dengan Xi bulan depan di sela-sela KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di San Francisco.

Sumber: Reuters (Sumber: Republika)