Menyelamatkan Nyawa dengan Menggunakan Disinfektan dan Kain Kasa

by -96 Views

GAZA — Di pusat kota Gaza, klinik lapangan hanya memiliki kain kasa dan disinfektan untuk melakukan operasi pada korban luka serangan Israel. Bersama dengan dokter Bedah Palestina, Bashir al-Hourani merawat pasien yang semestinya dirawat di rumah sakit.

“Kami tidak memiliki apa-apa lagi,” katanya sambil menunjuk satu botol yodium yang digunakan untuk membersihkan luka bekas operasi di tubuh dan perut seorang pria yang terluka pada Sabtu (23/12/2023).

“Pasien ini seharusnya dirawat di rumah sakit, tapi karena terlalu penuh, mereka dipindahkan ke rumah sakit lapangan, dan kami memiliki puluhan pasien seperti ini,” tambahnya. Bashir juga mengungkapkan bahwa mereka kesulitan merawat anak-anak, terutama karena kurangnya perlengkapan sterilisasi, tempat khusus, dan kantong sampah.

Sekolah Al-Sayedah Khadijah terletak di Deir al-Balah, Gaza, yang diduduki dan diserang oleh pasukan Israel sebagai pembalasan atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa perang telah menewaskan lebih dari 20 ribu warga Palestina dan melukai 50 ribu lainnya. Semua rumah sakit beroperasi pada kapasitas maksimal dan persediaan medis semakin menipis.

Bantuan mulai masuk ke Gaza melalui Mesir dalam beberapa pekan terakhir, tetapi masih sulit untuk didistribusikan di luar daerah perbatasan langsung dan rumah sakit di daerah lain di Gaza.

Badan medis internasional, Medicins Sans Frontiers, mengatakan dalam peryataan di media sosial bahwa di Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di Gaza selatan, “para dokter melangkahi mayat anak-anak yang sudah meninggal untuk merawat anak-anak lain yang akan meninggal.”

Di klinik lapangan Deir al-Balah, Hourani sibuk membalut kepala Maysara Abu Telakh, seorang anak laki-laki yang terluka akibat serangan udara. Maysara dipulangkan lebih awal dari rumah sakit al-Aqsa karena ada kasus yang lebih mendesak untuk ditangani. Keluarga tersebut kehilangan rumah dan sekarang tinggal sementara di klinik lapangan sementara mereka mencari tempat lain untuk berlindung.

Sumber: Republika