Uni Eropa Mengadopsi Paket Bantuan Sebesar Rp 2 Triliun untuk Palestina

by -144 Views

Brussels – Komisi Eropa mengumumkan bahwa mereka telah mengadopsi paket bantuan sebesar 118 juta euro atau setara dengan Rp 2 triliun untuk Otoritas Palestina. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar gaji pegawai negeri dan pensiunan pegawai negeri di Tepi Barat, serta tunjangan sosial bagi keluarga rentan.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa Uni Eropa siap untuk terus membantu Otoritas Palestina dalam jangka panjang. “Kami sedang mempertimbangkan paket bantuan jangka menengah yang lebih luas untuk tahun depan guna berkontribusi pada stabilitas ekonomi dan politik di Gaza dan Tepi Barat, ketika kondisi di lapangan memungkinkan, sebagai bagian dari upaya internasional yang lebih luas untuk menerapkan kembali solusi dua negara,” ucap von der Leyen, Jumat (22/12/2023).

Sementara pada tahun 2024, Uni Eropa juga telah mengalokasikan 125 juta euro dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk penduduk Palestina di Jalur Gaza. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa krisis pangan di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023.

“Ini adalah perkembangan yang serius dan harus menjadi peringatan bagi seluruh dunia untuk bertindak sekarang guna mencegah bencana kemanusiaan yang mematikan,” kata Borrell.

Bantuan perlu menjangkau mereka yang membutuhkan melalui segala cara yang diperlukan, termasuk koridor kemanusiaan dan jeda untuk kebutuhan kemanusiaan, tambah Borrell.

Sebelumnya, organisasi Human Rights Watch (HRW) menuduh Israel telah secara sengaja membuat penduduk sipil di Jalur Gaza kelaparan. HRW mengisyaratkan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam serangannya ke Gaza.

Pemerintah Israel segera mengecam laporan HRW. Tel Aviv melabeli HRW sebagai organisasi anti-Semit dan anti-Israel, serta menegaskan bahwa HRW tidak memiliki dasar moral untuk membicarakan apa yang terjadi di Gaza jika mereka menutup mata terhadap penderitaan dan hak asasi warga Israel.