BRUSSEL – Semakin banyak negara Uni Eropa mendukung gencatan senjata di Gaza meskipun ada perbedaan pendekatan di antara negara-negara anggota, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Kamis (14/12/2023). Ketika berbicara kepada pers sebelum pertemuan Dewan Eropa di Brussels, Borrell mengatakan bahwa para pemimpin blok tersebut akan bertemu untuk membahas situasi di Gaza, perang di Ukraina, dan masalah perluasan blok.
Borrell menambahkan bahwa para pemimpin juga harus memperhitungkan hasil pemungutan suara Majelis Umum PBB pekan lalu yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. Masyarakat Eropa harus mulai memikirkan cara mengatasi masalah Gaza ini dengan pendekatan politik, katanya.
“Negara-negara Arab telah menyatakan bahwa mereka tidak akan ikut serta dalam pembangunan kembali Gaza kecuali ada komitmen kuat dari komunitas internasional untuk membangun solusi dua negara. Dan kita harus fokus pada itu,” kata Borrell.
Ia mengakui bahwa negara-negara Uni Eropa memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyikapi masalah Gaza. Namun, melihat hasil pemungutan suara dalam Majelis Umum PBB, saat ini lebih banyak negara anggota EU yang mendukung gencatan senjata di Gaza dibandingkan sebelumnya.
“Semakin banyak orang yang mendorong gencatan senjata,” katanya.
“Kita harus fokus pada solusi politik terhadap masalah ini … Dan saya yakin ini adalah sesuatu yang akan didiskusikan oleh para pemimpin,” tambahnya.
Majelis Umum mengesahkan resolusi berjudul “Pelindungan Warga Sipil dan Penegakan Kewajiban terhadap Hukum dan Kemanusiaan” dalam sidang darurat di New York, Selasa (12/12/2023). Resolusi tersebut diadopsi setelah didukung 153 suara, sedangkan yang menolak 10 suara, dan 23 abstain.
Kesepuluh negara yang menolak, yaitu Austria, Ceko, Guatemala, Israel, Liberia, Mikronesia, Nauru, Papua Nugini, Paraguay, dan Amerika Serikat. Sementara itu, yang abstain di antaranya Inggris, Italia, Jerman, Hungaria, dan Belanda.