Tingkat Jumlah Tahanan Palestina di Penjara Israel Meningkat Dua Kali Lipat dalam Dua Pekan

by -145 Views

Ramallah – Israel telah menangkap sejumlah warga Palestina dalam dua pekan terakhir setelah dimulainya serangan udara terhadap Jalur Gaza. Penangkapan ini menyebabkan jumlah tahanan Palestina yang ditahan meningkat dua kali lipat.

Sebelum serangan mendadak oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, terdapat sekitar 5.200 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Namun, setelah serangan itu, Israel membalas dengan serangan udara yang terus menerus di Jalur Gaza.

Saat ini, jumlah tahanan Palestina telah meningkat menjadi lebih dari 10.000 orang. Selama dua minggu terakhir, Israel telah menangkap sekitar 4.000 pekerja Gaza yang bekerja di Israel dan menahannya di pangkalan militer. Selain itu, Israel juga telah menangkap 1.070 warga Palestina dalam serangan yang dilakukan oleh tentara Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

“Penangkapan terjadi 24 jam sehari,” kata Sahar Francis, Ketua kelompok hak asasi tahanan Addameer yang berbasis di Ramallah kepada Aljazirah. Ia mengatakan bahwa sebagian besar warga Gaza ditahan di pangkalan militer Sde Teyman, dekat Beer al-Sabe (Be’er Sheva) di gurun Naqab selatan. Sementara itu, ratusan lainnya ditahan di penjara Ofer dekat Ramallah, dan di kamp militer Anatot dekat Desa Anata di Yerusalem Timur.

Tindakan penganiayaan yang parah dan kondisi yang mengerikan yang dialami para tahanan Palestina telah menarik perhatian pengacara dan pejabat Palestina. Dalam konferensi pers yang diadakan pada Kamis (19/10/2023) sore di Ramallah, Qadura Fares, Kepala Komisi Urusan Tahanan Otoritas Palestina, mengatakan bahwa para tahanan berada dalam kondisi yang memprihatinkan.

Para tahanan mengalami kelaparan, kehausan, dan dilarang mengakses obat-obatan, terutama bagi mereka yang menderita penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan rutin. Keadaan semakin buruk ketika administrasi penjara Israel memutuskan aliran air dan listrik, kata Fares.

Selain itu, Addameer juga melaporkan adanya pembatasan akses terhadap perawatan medis. Israel menutup klinik penjara dan mencegah para tahanan pergi ke rumah sakit dan klinik eksternal, meskipun ada beberapa tahanan yang menderita kanker dan membutuhkan perawatan berkelanjutan.

“Hal yang paling berbahaya dalam beberapa hari terakhir adalah serangan fisik dan perlakuan yang merendahkan martabat. Setiap orang yang ditangkap diserang,” kata Fares. Menurutnya, banyak narapidana yang mengalami patah tulang di bagian tubuh, tangan, dan kaki, serta mengalami perlakuan yang merendahkan, penghinaan, pengikatan dengan borgol dan pengetatan yang menyebabkan rasa sakit yang parah, bahkan hingga mereka ditelanjangi.

Selain 4.000 warga Gaza, Israel juga telah menangkap sejumlah besar warga Palestina lainnya. Situasi ini semakin memperburuk kondisi tahanan Palestina di penjara Israel.

(sumber: Republika)