Serangan Israel Dimulai di Wilayah Selatan Gaza

by -145 Views

KHAN YOUNIS — Israel telah memulai serangan udara di daerah-daerah di selatan Gaza, di mana warga Palestina tengah mencari perlindungan. Sementara itu, Israel juga sedang mengevakuasi warganya di kota-kota besar di utara yang berdekatan dengan perbatasan Lebanon.

Evakuasi ini merupakan tanda terbaru dari invasi darat Israel ke Gaza yang dapat memicu ketegangan regional. Warga Palestina di Gaza melaporkan adanya serangan udara massif di Khan Younis di bagian selatan.

Mereka mengatakan ambulans-ambulans membawa pria, wanita, dan anak-anak ke Rumah Sakit Nasser, rumah sakit terbesar kedua di Gaza yang saat ini sudah penuh dengan pasien dan orang yang mencari perlindungan.

Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, telah memerintahkan pasukan darat untuk bersiap-siap menginvasi Gaza dari dalam. Pernyataan ini mengisyaratkan serangan darat yang bertujuan untuk menghancurkan kelompok Hamas di Gaza, dua minggu setelah serangan mendadak yang dilancarkan Hamas terhadap Israel.

Namun, pejabat Israel belum memberikan jadwal pasti untuk operasi semacam itu. Lebih dari satu juta orang di Gaza telah mengungsi, dan banyak dari mereka sudah mengikuti perintah Israel untuk melakukan evakuasi ke wilayah utara yang lebih aman.

Rumah sakit di Gaza sedang mengalami kesulitan dalam memenuhi pasokan medis dan bahan bakar untuk generator. Sementara itu, pihak berwenang sedang mempersiapkan logistik untuk mengirimkan bantuan yang sangat dibutuhkan dari Mesir yang belum tiba.

Para dokter di seluruh Gaza sedang melakukan operasi dalam kegelapan dengan menggunakan cahaya ponsel dan menggunakan cuka untuk mengobati luka yang terinfeksi.

Kesepakatan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza melalui perbatasan Rafah, yang tidak dikendalikan oleh Israel, masih dalam keadaan tidak stabil. Israel menyatakan bahwa bantuan tersebut hanya akan diberikan kepada warga sipil dan akan “menggagalkan” upaya Hamas untuk mengalihkan bantuan tersebut.

Lebih dari 200 truk dan sekitar 3.000 ton bantuan telah ditempatkan di atau dekat Rafah, tetapi belum ada upaya perbaikan jalan yang rusak di Gaza akibat serangan udara Israel.

Israel telah mengevakuasi warganya yang tinggal di dekat Gaza dan Lebanon, dan menempatkan mereka di hotel-hotel di dalam negara yang dibiayai oleh pemerintah.

Pada Jumat (20/10/2023), Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan rencana evakuasi di Kiryat Shmona, sebuah kota dengan lebih dari 20.000 penduduk yang berada di dekat perbatasan Lebanon.

Kelompok Hizbullah di Lebanon, yang memiliki persenjataan berat berupa roket jarak jauh, hampir setiap hari terlibat dalam pertempuran dengan Israel di sepanjang perbatasan. Kelompok ini yang didukung oleh Iran telah mengisyaratkan akan ikut berperang jika Israel mencoba memusnahkan Hamas.

Iran yang mendukung Hizbullah dan Hamas juga mendukung rencana tersebut. Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah menjanjikan dukungan yang tak tergoyahkan terhadap keamanan Israel, “hari ini dan selamanya”.

Ia menambahkan bahwa dunia “tidak bisa mengabaikan kemanusiaan warga Palestina yang tidak bersalah” di Jalur Gaza yang terkepung. Dalam pidatonya di Ruang Oval, beberapa jam setelah kembali ke Washington dari kunjungan darurat ke Israel, Biden membedakan antara warga Palestina secara umum dan Hamas.

Ia menghubungkan perang yang sedang berlangsung di Gaza dengan invasi Rusia ke Ukraina. Biden mengatakan bahwa Hamas dan Presiden Rusia Vladimir Putin “ingin sepenuhnya menghancurkan demokrasi di negara tetangga”.

Biden mengungkapkan bahwa ia telah mengirimkan “permintaan anggaran mendesak” ke Kongres untuk mencakup bantuan militer darurat bagi Israel dan Ukraina.

Sumber: AP (dari Republika)