RS Indonesia di Gaza Dilematis Serangan, MER-C Mengajak untuk Berdoa bagi Tiga Relawan yang Masih Berada di Sana

by -132 Views

JAKARTA — Israel melancarkan serangan brutal ke Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza utara pada Senin (20/11/2023) Subuh waktu setempat. Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), dr Sarbini Abdul Murad (MER-C) mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan tiga relawan MER-C yang masih ada di sana.

“Kami juga meminta kepada rakyat Indonesia untuk sama-sama kita mendoakan, karena ada tiga relawan Indonesia yang pada hari ini mereka tinggal di RS Indonesia,” ujar dr Sarbini saat konferensi pers di Jakarta, Senin (20/11/2023).

Dengan doa-doa rakyat Indonesia, Sarbini berharap ketiga relawannya bisa selamat dan bisa melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. “Kita doakan kepada mereka agar mereka diberikan kesehatan, diberikan pertolongan oleh Alah SWT, sehingga bisa melaksanakan tugas yang semestinya, bisa membantu saudara-saudara kita yang ada di Gaza,” kata dr Sarbini.

Beberapa waktu lalu, MER-C juga mengabarkan bahwa ketiga relawannya yang masih berada di RS Indonesia tidak bisa dihubungi. Mereka kehilangan kontak dengan mereka sejak Sabtu (11/11/2023) pagi. Ketiga relawan MER-C itu adalah Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi.

Sampak hari ini, MER-C juga masih belum bisa berkomunikasi dengan ketiga relawannya tersebut. Sementara, tank-tank Israel terus mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Koresponden Aljazirah, Ismail al-Ghoul melaporkan, pasukan Israel juga menembak siapa pun yang mencoba meninggalkan rumah sakit. “Situasi di rumah sakit sangat buruk. Rumah sakit itu penuh dengan orang. Ada lebih dari 6.000 orang, termasuk staf, pasien, dan mereka yang berlindung,” ujar al-Ghoul dalam laporannya, Senin (20/11/2023).

Al-Ghoul menambahkan, sulit untuk memindahkan pasien dari Gaza utara karena pasukan Israel menargetkan siapa saja yang mendekati wilayah tersebut. Tank Israel yang mengepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah menyebabkan sedikitnya 12 orang meninggal dunia.

Sumber: Republika