Perjalanan Karier Yuki Tsunoda Menuju Red Bull: Dari Formula 2 hingga Tim Utama

by -47 Views

Yuki Tsunoda akan menggantikan Liam Lawson di Red Bull untuk F1 GP Jepang minggu depan. Tsunoda akan menjadi rekan Max Verstappen setelah Lawson tampil buruk. Lawson mengalami kesulitan dengan mobil RB21 yang sulit dikendalikan dalam dua putaran awal musim ini. Kursi kedua di Red Bull telah menjadi tantangan bagi banyak pembalap, termasuk Pierre Gasly, Alex Albon, dan Daniel Ricciardo dalam satu dekade terakhir.

Tsunoda, berusia 24 tahun, telah berkarir di tim junior Red Bull sejak tahun kelima dalam F1. Dia lahir pada tahun 2000 dan mulai berkompetisi di JAF Junior Karting Championship pada usia 10 tahun. Setelah lulus dari Sekolah Balap Sirkuit Suzuka Honda pada 2016, Tsunoda memulai debutnya di Formula 4 Jepang. Dalam waktu kurang dari lima tahun, dia sudah menjadi salah satu pembalap di grid F1.

Pada tahun 2019, Tsunoda pertama kali tiba di Eropa tanpa pengetahuan bahasa Inggris dan sedikit informasi tentang sirkuit di kalender F1. Namun, dengan cepat ia berhasil membuat para bos Red Bull terkesan dengan penampilan fenomenalnya di Formula 2. Dia berhasil finis di urutan ketiga dalam kejuaraan dengan tiga kemenangan. Dukungan dari Honda membawanya ke Alpha Tauri pada 2021.

Sebagai rookie, Tsunoda mengalami kesulitan dalam konsistensi dalam performa balapnya. Dia selalu tertinggal dari Gasly, rekan setimnya saat itu, yang sering masuk dalam enam besar. Musim berikutnya, meskipun ada peningkatan, Tsunoda masih kalah dari Gasly karena timnya memiliki mobil yang kurang kompetitif.

Tsunoda mencapai puncak performanya pada tahun 2023, saat ia mengungguli Nyck De Vries di babak kualifikasi dan balapan. Lawson dengan cepat menunjukkan performa impresif saat ia naik pangkat dari pembalap cadangan untuk menggantikan Ricciardo dan sering menyamai kecepatan Tsunoda. Seiring waktu, Tsunoda dipromosikan untuk menggantikan Sergio Perez di Red Bull, menunjukkan kemampuannya yang sama dengan Lawson.

Sejak bergabung dengan Red Bull, Tsunoda telah berada di posisi ke-13 dalam klasemen pembalap sebelum balapan di Jepang. Meski terjadi pertukaran kursi dengan Lawson, ini bukanlah hal yang mengejutkan mengingat sejarah Red Bull yang sering berganti pembalap. Dengan potensi Tsunoda dan desain kursi kedua Red Bull yang seakan-akan terlanjur mendapat ‘kutukan’, hanya waktu yang dapat menentukan apakah Tsunoda mampu mematahkan rekornya.

Source link