“Optimalkan SDM Anda agar Bisa Terapkan Zero Odol!”

by -10 Views

Penerapan kebijakan Zero Over Dimension Overload (Odol) membutuhkan pembenahan dalam hal sumber daya manusia (SDM), perangkat, dan peralatan di jembatan timbang. Bambang Haryo Soekartono, seorang praktisi transportasi dan logistik serta anggota Dewan Pakar Gerindra, menyatakan bahwa kondisi saat ini menunjukkan kekurangan SDM dan banyak peralatan yang rusak di jembatan timbang. Dari 141 jembatan timbang di Indonesia, hanya 25 yang beroperasi, itu pun hanya selama 8 jam. Menurut Haryo, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) perlu melakukan pembenahan terlebih dahulu agar kebijakan Zero Odol bisa diterapkan dengan serius.

Selain sumber daya manusia yang kurang, Haryo juga menyoroti rendahnya daya dukung jalan di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa daya dukung jalan di Indonesia hanya 10 ton, sementara negara lain seperti China, Jepang, dan Eropa sudah mencapai 75-100 ton. Hal ini menuntut konstruksi jalan yang kuat agar bisa mendukung beban yang lebih berat.

Untuk mengatasi masalah ini, Haryo menyarankan Kemenhub untuk membuat blueprint sebagai panduan dalam menerapkan kebijakan Zero Odol. Dia juga menekankan pentingnya melibatkan stakeholder terkait dalam pembahasan kebijakan ini untuk mencari solusi yang dapat diterima oleh semua pihak tanpa merugikan salah satu pihak. Dengan demikian, pembenahan sumber daya manusia, jembatan timbang, dan daya dukung jalan perlu diutamakan sebelum kebijakan Zero Odol bisa diimplementasikan secara efektif.