Rudal Taiwan Ditembakkan, Ketegangan di Laut China Selatan Meningkat

by -327 Views

BANDA ACEH – Taiwan melakukan latihan peluncuran rudal, Kamis (24/10/2024). Hal ini terjadi saat pulau itu sedang dalam ketegangan dengan China.Dalam laporan Focus Taiwan, Komando Pertahanan Penghu menyebut peluncuran itu dilakukan untuk membiasakan militer dengan kemungkinan invasi oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China. Latihan tersebut diadakan di total 18 lokasi, dan lebih dari 32.000 butir amunisi dari berbagai jenis ditembakkan.

“Seluruh latihan dilakukan untuk mensimulasikan tindakan potensial yang akan diambil oleh PLA dalam invasi malam yang mengejutkan,” ujar Angkatan Darat Taiwan dalam sebuah pernyataan

“Latihan tersebut, yang dihadiri oleh media, terdiri dari simulasi udara, laut, dan darat dalam kegelapan.”

Dari segi teknis, latihan darat menampilkan kendaraan lapis baja CM-21 dan tank M60A3 yang dikerahkan bersama tentara yang bersenjata. Semuanya dilengkapi dengan peralatan penglihatan malam untuk memberikan pandangan yang jelas kepada tentara.

Untuk melawan simulasi invasi udara menggunakan kendaraan udara tak berawak, Taiwan juga mengerahkan suar untuk menerangi langit malam guna menembakkan mortir 120 milimeter ke udara.

“Dari laut, Angkatan Laut Taiwan melibatkan kemungkinan bahwa Angkatan Laut PLA dapat menembus perairan Taiwan dengan menyamar sebagai nelayan,” tambah Angkatan Darat Taiwan, yang kemudian melibatkan penembakan amunisi dari darat ke laut.

Menanggapi latihan tersebut, Administrasi Penjaga Pantai mengeluarkan pemberitahuan kepada nelayan dan pengguna perahu setempat yang memperingatkan mereka bahwa akan ada latihan militer dengan tembakan langsung di perairan dekat Wude.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan telah menyatakan bahwa mereka berhak menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Di sisi lain, militer China secara rutin menggelar latihan militer, termasuk simulasi blokade pelabuhan dan penyerangan terhadap target-target, di sekitar pulau tersebut.

Beijing juga menegaskan yurisdiksi atas keseluruhan Selat Taiwan, jalur air selebar 180 km yang memisahkan daratan China dari Taiwan.

Taiwan, yang juga dikenal dengan nama resminya Republik China, tidak pernah diperintah oleh Republik Rakyat China dan menolak klaim kedaulatan Beijing. Taiwan dan anggota komunitas internasional lainnya menolak klaim Beijing, bahkan beberapa negara Eropa menegaskan status perairan itu sebagai jalur air internasional.