JALUR GAZA — Sebuah rekaman yang dirilis pada Jumat menunjukkan tentara Israel membakar Alquran di sebuah masjid di Jalur Gaza.Saluran berita Qatar, Aljazirah, mengatakan mereka memperoleh rekaman tersebut dari video yang diambil oleh tentara Israel dan drone yang ditemukan di Gaza.
Rekaman tersebut menunjukkan tentara menerobos masuk ke Masjid Bani Saleh di Jalur Gaza utara dan kemudian merobek dan membakar salinan Alquran, kitab suci umat Islam, di dalam masjid.
Dalam rekaman lebih lanjut, tentara Israel terlihat menghancurkan Masjidil Haram di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, salah satu masjid tertua di Gaza, yang dibangun 96 tahun lalu. Tentara Israel belum mengomentari rekaman tersebut.
Menghancurkan atau menodai Alquran merupakan pelanggaran berat menurut Islam dan merupakan penghinaan terhadap keimanan sekitar 1,9 miliar Muslim di seluruh dunia.
Selama 10 bulan serangan tentara Israel di Gaza, ratusan masjid, termasuk Masjid Agung Omari, yang didirikan di sebuah lokasi di Kota Gaza yang berusia sekitar 1.400 tahun, telah hancur sebagian atau seluruhnya.
Menurut Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza, tentara Israel telah menghancurkan 609 masjid, merusak sebagian 211 masjid, dan juga menghancurkan tiga gereja di Gaza sejak 7 Oktober lalu, awal konflik.
Sejak Israel memulai kampanyenya melawan Gaza 10 bulan lalu, puluhan negara dan kelompok kemanusiaan internasional telah menyatakan pengeboman terhadap rumah sakit, perumahan sipil, dan rumah ibadah—semua tempat tersebut terlarang untuk diserang berdasarkan aturan perang.
Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober lalu meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Serangan gencar tersebut telah mengakibatkan lebih dari 40.200 warga Palestina terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 93.000 orang terluka. Demikian menurut otoritas kesehatan setempat.
Blokade yang sedang berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sehingga menyebabkan sebagian besar wilayah tersebut hancur.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, yang telah memerintahkan penghentian operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum wilayah tersebut diserang pada tanggal 6 Mei.
Sumber: Republika