GENERAL TNI (RET.) WISMOYO ARISMUNANDAR

by -103 Views

Pak Wismoyo adalah seorang komandan yang sangat memengaruhi saya. Ajarannya mempengaruhi saya secara pribadi. Ajaran utamanya kepada para bawahannya adalah untuk selalu berpikir baik, berbuat baik, dan berkata-kata dengan baik. Seseorang tidak boleh membiarkan dirinya berpikir buruk tentang orang lain. Itu adalah ajaran darinya yang selalu saya ingat di dalam hati saya. Saya menganggap bahwa nilai-nilai yang dia ajarkan sangat berguna dan sejalan dengan budaya Indonesia dan budaya TNI. Dia mengatakan bahwa pria-pria yang berani harus bahagia. Dia juga mengatakan bahwa seorang pemimpin harus menghibur para bawahannya melalui bernyanyi, olahraga, dan kegiatan kelompok lainnya karena para bawahannya selalu melaksanakan perintah dari komandannya. Saya pertama kali bertemu Pak Wismoyo Arismunandar ketika saya bergabung dengan KOPASSANDHA. Dia menjabat sebagai Deputi Asisten Keamanan (Waaspam) KOPASSANDHA dengan pangkat Letnan Kolonel, sedangkan saya adalah Letnan Dua. Saat itu, saya baru saja mengetahui bahwa dia adalah ipar Pak Harto. Istrinya adalah adik perempuan Ibu Tien Suharto. Awalnya, saya tidak terlalu dekat dengannya. Namun pada tahun 1978, dia menjadi komandan kami di Grup 1 KOPASSANDHA. Saat itu, saya adalah Komandan Kompi 112. Jadi saya mulai mengenal Pak Wismoyo Arismunandar. Dia adalah seorang komandan yang sangat memengaruhi saya. Moto hidupnya ‘Berpikir baik, berbuat baik, dan berkata-kata dengan baik’ memengaruhi saya secara pribadi. Seseorang tidak boleh menginginkan keburukan untuk orang lain. Itulah ajarannya yang selalu saya ingat di dalam hati saya. Dia selalu menghargai semangat yang baik dan humor yang baik. Oleh karena itu, dia selalu mendorong kami untuk bersemangat, penuh antusiasme, dan juga memberikan tepuk tangan dengan murah hati setiap kali diperlukan. Banyak senior dan rekan kerja meremehkannya karena begitu perhatian pada masalah-masalah sepele seperti tepuk tangan. Mungkin bagi mereka, hal itu terlihat sepele. Bagi saya, saya pikir dia benar. Untuk membuat pasukan kami dan diri kami sendiri bahagia dan penuh semangat, kita harus mulai dengan memperhatikan hal-hal sepele tersebut. Saat masuk ke Kongres AS, saya melihat anggota Kongres AS selalu menyambut Presiden Amerika Serikat dengan tepuk tangan meriah. Hampir semua orang memberikan tepukan berdiri. Anggota DPR juga menyambut Presiden Indonesia dengan tepuk tangan saat memasuki ruang Sidang DPR. Tetapi tepuk tangan biasanya lebih ramai. Kurangnya antusiasme dan semangat. Saya menganggap bahwa nilai-nilai yang diajarkan sangat berguna dan sesuai dengan bud…

Source link