Gaza – Klaim Perdana Menteri Israel tentang mengalahkan kelompok Hamas di Gaza dibantah oleh mantan perwira intelijen Israel. Kelompok pejuang Palestina itu disebut masih jauh dari kata kalah.
Michael Milshtein, mantan perwira intelijen militer Israel yang memimpin studi Palestina di Pusat Studi Timur Tengah dan Afrika Moshe Dayan yang berbasis di Tel Aviv, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Israel akan membutuhkan lebih banyak pasukan di lapangan di lebih banyak wilayah Gaza untuk mencapai tujuannya, yaitu menghancurkan Hamas.
“Kami masih jauh dari tujuan menghancurkan pemerintahan dan kapasitas militer Hamas. Kami sebenarnya belum mendekati hal itu,” kata Milshtein kemarin. Namun, ia mencatat bahwa kemenangan militer murni akan mengabaikan pengaruh sosial, politik, dan ekonomi kelompok tersebut. “Kami terus memperlakukan musuh yang perilakunya bersifat multidimensi hanya sebagai ancaman militer.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menetapkan penghancuran Hamas sebagai tujuan utama perang Israel di Gaza dan mengatakan bahwa ia tidak akan menyetujui gencatan senjata atau perjanjian pertukaran tawanan apa pun yang tidak memungkinkan Israel untuk mencapai tujuan ini.
Sementara di Gaza, pejuang Palestina terus melancarkan serangan terhadap pasukan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Beberapa tentara Israel dilaporkan terluka dalam serangan kemarin.
Militer Israel melaporkan bahwa dua tentaranya terluka parah dalam pertempuran di Jalur Gaza selatan. Mereka dievakuasi ke Israel untuk perawatan. Selain itu, 2.147 tentara Israel terluka sejak peluncuran serangan darat terhadap Gaza.
Tiga tentara Israel juga terluka dalam penembakan di Tepi Barat yang diduduki. Salah satu perwira Israel dilaporkan meninggal karena cedera akibat disengaja ditabrak warga Palestina di Tepi Barat.
Perlawanan terus berlanjut di Gaza, dan kondisi konflik masih memanas.