Kisah Perjuangan Pemasok Makanan di Jalur Gaza: Menantang Peluru, Rampok, dan Suap

by -330 Views

JAKARTA— Di balik pengiriman bahan makanan di Jalur Gaza yang tengah berkecamuk akibat perang, muncul kisah-kisah ironis yang disampaikan sejumlah pedagang dan pemasok makanan pokok untuk Jalur Gaza.

Hal ini terungkap melalui laporan Reuters bertajuk “Feeding Gaza: Traders run a gauntlet of bullets, bombs and bribes” yang diturunkan Reuters.

Mohammed, misalnya, menggambarkan pekerjaan pengiriman barang seperti di neraka. “Saya selalu dikerjai dalam setiap pengiriman,” kata pedagang Palestina itu kepada Reuters.

Dia mengatakan bahwa dia harus membayar lebih dari 14 ribu untuk setiap truk makanan yang dibawanya ke Jalur Gaza yang terkepung untuk membayar biaya transportasi yang sangat tinggi, suap kepada perantara dan perlindungan dari penjarah.

Jumlah itu naik dari 1.500-4.000 dolar AS sebelum perang Israel dimulai Oktober lalu. “Ini hampir tidak sebanding dengan apa yang saya dapatkan,” katanya, “tapi saya butuh makanan, tetangga saya butuh makanan, seluruh Gaza butuh makanan.”

Mohammed mengatakan bahwa ia tidak suka melakukannya, tetapi ia terpaksa menaikkan harga beberapa makanan segar seperti produk susu, buah, dan ayam hingga 10 kali lipat dari harga normal untuk mencapai titik impas, meskipun ia tahu hal itu akan membuat makanan-makanan tersebut tidak terjangkau oleh banyak orang Palestina yang kelaparan di Gaza.

Dia dan 17 orang lainnya yang diwawancarai oleh Reuters, sebagian besar dari mereka adalah pedagang dan pekerja bantuan di Gaza yang memiliki pengetahuan langsung tentang situasi pasokan, menggambarkan sistem yang kacau yang sering kali membuatnya terlalu berbahaya atau mahal bagi pemilik bisnis untuk mengimpor makanan…