Prioritizing Early Mental Health Examinations for Child Development in China

by -69 Views

BEIJING — Perkembangan psikologis dan perilaku menjadi fokus penting dalam pemantauan pertumbuhan bayi dan anak di Tiongkok, selain dari progres fisik tinggi dan berat, serta kemajuan dalam pertumbuhan tulang.

Ketika menyampaikan presentasinya, dr. Jiang Jingxiong, Deputi Direktur Komite Pertumbuhan Dini Anak Tiongkok (CAIBOCD) di Beijing, Tiongkok pada Selasa (14/5), menekankan bahwa mengevaluasi kondisi mental anak sejak dini tidak hanya berarti mendeteksi adanya masalah yang abnormal yang perlu ditangani.

Namun, menurutnya, hal tersebut juga penting untuk mengenali dan menggali potensi bakat dan kemampuan anak.

“Langkah-langkah yang harus segera diambil sebagai solusi untuk mengatasi masalah gizi pada anak dapat dimulai dengan investasi pada 1.000 hari pertama kehidupan,” ujarnya.

Mencapai kemampuan untuk beradaptasi dalam situasi sosial dan secara intelektual juga merupakan salah satu tujuan kesehatan anak yang perlu dicapai menurut kebijakan mereka.

Salah satu implementasi dari kebijakan tersebut terdapat di rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Amcare di Beijing, yang memiliki satu unit khusus untuk menangani berbagai kondisi mental tertentu.

Direktur Kedokteran Anak di rumah sakit tersebut, dr. Fan Xiyong, mengungkapkan bahwa unit tersebut dilengkapi dengan dokter spesialis kejiwaan dan dokter anak untuk memastikan pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif.

“Autisme atau gejala autisme adalah salah satu kondisi yang paling umum dihadapi di rumah sakit kami. Terkadang, kami menemukan kasus di mana risiko perilaku muncul, namun gejala tersebut menghilang setelah anak mencapai usia tiga tahun,” ujarnya.

Selain autisme, gejala gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) merupakan kondisi dengan prevalensi tertinggi kedua di rumah sakit tersebut.

Sesi konseling kepada orang tua sebagai pengasuh juga menjadi kunci penting dalam penanganan kondisi mental anak.

“Pada awalnya, mungkin sulit bagi orang tua untuk menerima kondisi anak mereka. Namun, kami terus memberikan informasi dan panduan kepada mereka tentang penanganan kondisi tersebut. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai menerima dan mengikuti program kami,” pungkasnya.

Sumber: Antara dari Republika.