Presiden AS Joe Biden mengeluarkan pernyataan tentang kerusuhan kampus di Ruang Roosevelt Gedung Putih di Washington, DC, AS, pada 2 Mei 2024.
YERUSALEM — Pejabat Israel mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk menunda pengiriman senjata ke Israel karena serangan terhadap kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
“Israel akan terus melawan Hamas hingga kehancurannya,” tulis Menteri Luar Negeri Israel Katz sebagai tanggapan langsung terhadap keputusan Biden pada Kamis, 9 Mei 2024.
“Tidak ada perang yang lebih besar dari ini,” tambahnya mengenai serangan fatal Israel di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 34.900 orang setelah serangan Hamas pada Oktober tahun lalu.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, menulis komentar sinis tentang keputusan Biden. “Hamas (mencintai) Biden,” tulisnya di akun miliknya.
Menteri Keuangan ekstremis Bezalel Smotrich juga menyerukan untuk melanjutkan perang Israel di Jalur Gaza, dengan menuduh bahwa Israel tidak memiliki pilihan lain.
Biden menghentikan pengiriman senjata ke Israel karena serangan di Rafah, tempat sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina berlindung dari perang Israel di Jalur Gaza. Dia mengakui bahwa senjata AS telah digunakan untuk membunuh warga sipil di Gaza.
Lebih dari tujuh bulan setelah perang, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan 85 persen populasi Gaza mengungsi karena blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut PBB.
Israel dituduh melakukan genosida di Gaza oleh Mahkamah Internasional. Putusan sela pada Januari menyatakan bahwa Israel melakukan genosida di Gaza dan memerintahkan agar Tel Aviv menghentikan tindakan tersebut dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza.
Sumber: Antara
Sumber: Republika
Referensi: https://internasional.republika.co.id/berita/sd873b366/pejabat-israel-kecam-biden-karena-tunda-pengiriman-senjata