Temabakan artileri Israel telah dilakukan di lokasi yang dirahasiakan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di selatan Israel, pada tanggal 7 Mei 2024.
Direktur Eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa bahan bakar di beberapa rumah sakit di selatan Gaza hanya cukup untuk bertahan selama tiga hari lagi agar dapat beroperasi.
Israel telah merebut dan menutup penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir pada tanggal 7 Mei 2024. Mereka melakukan langkah ini untuk menutup Jalur Gaza dari dunia luar, yang mengakibatkan ratusan ribu truk tertahan di perbatasan.
Tedros juga menyampaikan bahwa penutupan perbatasan tersebut menghambat pengiriman bantuan ke Gaza, sehingga mengancam operasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa satu dari tiga rumah sakit di Rafah, yaitu Rumah Sakit Al-Najar, tidak dapat beroperasi karena pertempuran di sekitarnya dan operasi militer di Rafah.
Organisasi Medical Aid for Palestine (MAP) juga mengonfirmasi bahwa Rumah Sakit Al-Najjar di Rafah tidak berfungsi lagi karena seluruh staf sudah dievakuasi.
Pemimpin politik dan kemanusiaan dunia telah mengeluarkan seruan agar operasi militer di Rafah dihentikan, namun militer Israel menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan serangan dengan atau tanpa kesepakatan gencatan senjata.
Dilaporkan bahwa ribuan warga Palestina kelelahan dan panik saat mereka mencoba mendirikan tempat penampungan sementara di Gaza setelah melarikan diri dari Rafah akibat serangan Israel.
Sumber: Republika